sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Beredar kabar Jansen Manangsang ternyata anak pemain sirkus yang berasal dari China.

Nama Jansen Manansang, tokoh penting di balik pendirian Taman Safari Indonesia (TSI), kembali mencuat ke publik.

Kali ini bukan karena kontribusinya dalam konservasi satwa, melainkan karena sorotan tajam atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilaporkan oleh sejumlah mantan pekerja Oriental Circus Indonesia (OCI), sebuah entitas yang terafiliasi dengan TSI.

Laporan kepada Kementerian Hukum dan HAM menyebutkan bahwa para mantan pekerja ini mengalami berbagai bentuk kekerasan, termasuk dugaan eksploitasi anak dan kondisi kerja yang tidak manusiawi.

Isu ini pun memantik perhatian publik terhadap Jansen, yang selama ini dikenal sebagai pelopor hiburan edukatif dan konservasi satwa di Indonesia.

Jansen Manansang Ternyata Anak Pemain Sirkus Keliling

Jansen Manansang lahir di Jakarta pada tahun 1942 dari pasangan berdarah Tionghoa. Ayahnya, Hadi Manansang, dikenal sebagai pemain sirkus keliling asal Shanghai yang menetap di Indonesia.

Sejak usia tujuh tahun, Jansen sudah akrab dengan dunia pertunjukan dan menjadi bagian dari kelompok sirkus “Bintang Akrobat dan Gadis Plastik” bersama saudara-saudaranya.

Dari latar belakang itulah, Jansen dan keluarganya kemudian membangun dua pilar hiburan dan konservasi di Indonesia: Oriental Circus Indonesia dan Taman Safari Indonesia.

Perjalanan hidup mereka bahkan diabadikan dalam buku Tiga Macan Safari (Gramedia, 2019), yang mengisahkan transformasi dari dunia sirkus ke konservasi satwa liar.

Kisah Eks Pemain Sirkus: “Saya Latihan Sambil Menangis”

Dalam video kesaksian yang diunggah di kanal YouTube Forum Keadilan TV, seorang mantan pemain sirkus bernama Vivi membagikan kisah masa kecilnya yang pilu. Ia mengaku dipisahkan dari keluarganya sejak dini dan dipaksa untuk terus tampil, bahkan saat dalam kondisi sakit.

“Saya harus terus latihan, bahkan sambil menangis karena tidak kuat,” ujar Vivi. Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya pernah mencoba melarikan diri, namun ditemukan dan dipaksa kembali oleh salah satu pendiri TSI.

Vivi mengklaim pernah mendapatkan kekerasan fisik, termasuk diseret dan disetrum sebagai bentuk hukuman. Cerita ini menjadi salah satu bukti yang digunakan untuk menyusun laporan kepada pihak berwenang.

Kontribusi Jansen dalam Konservasi: Antara Prestasi dan Kontroversi

Meski kini berada dalam sorotan negatif, Jansen Manansang selama ini dikenal sebagai tokoh berpengaruh dalam dunia konservasi. Ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia (YABI) sejak tahun 2022 dan ikut membangun Suaka Rhino Sumatera di Taman Nasional Way Kambas sejak 1990-an.

Atas jasa-jasanya, Jansen pernah menerima penghargaan dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia dan Messenger of Revival (MORE), yang menobatkannya sebagai “Father of Wildlife Conservation” atau Bapak Konservasi Lingkungan Hidup Indonesia.

Namun, citra ini kini diuji oleh kesaksian para korban dan desakan agar pemerintah menyelidiki dugaan eksploitasi di balik gemerlap panggung Oriental Circus Indonesia.