Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID- Jejak Sejarah Kampung Arab Pekojan masih menyisakan kenangan hingga sekarang.

Kampung Arab Pekojan yang terletak di Jakarta Barat, adalah kawasan bersejarah yang sempat menjadi pusat budaya Arab di Indonesia. Wilayah ini dulunya dipilih menjadi karena lokasinya yang strategis.

Meskipun kini sebagian warga keturunan Arab sudah tersebar dan tak lagi menempati kampung tersebut, namun jejak sejarahnya masih terkenang hingga kini dalam bentuk bangunan-bangunan bersejarah.

Melihat Jejak Sejarah Kampung Arab Pekojan

Kampung Arab Pekojan adalah salah satu kawasan bersejarah di Jakarta yang terletak di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Nama “Pekojan” berasal dari kata “Khoja,” sebuah sebutan untuk para pedagang dan ulama Muslim yang berasal dari India dan Yaman.

Mereka menetap di daerah ini sejak abad ke-17 dan menjadi bagian dari sejarah panjang Pekojan sebagai kawasan yang didiami oleh komunitas Arab yang telah tinggal di sana selama beberapa generasi

Pada masa kolonial, masyarakat Arab di Pekojan memainkan peran penting dalam sektor perdagangan dan ekonomi.

Mereka dikenal sebagai pedagang ulung yang menguasai berbagai jenis usaha, seperti perdagangan rempah-rempah, tekstil, dan komoditas lainnya.

Selain itu, komunitas Arab di Pekojan juga aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan, dengan mendirikan berbagai masjid dan madrasah yang hingga kini masih berdiri, seperti Masjid An-Nawier yang didirikan pada tahun 1760.

Komunitas Arab di Pekojan juga membawa pengaruh budaya yang signifikan terhadap masyarakat lokal.

Tradisi keagamaan, arsitektur, dan kuliner yang mereka bawa turut memperkaya kebudayaan Betawi, yang merupakan penduduk asli Jakarta.

Salah satu contohnya adalah berkembangnya makanan khas seperti nasi kebuli, yang menjadi bagian dari kuliner Betawi.

Seiring dengan perkembangan kota Jakarta, Pekojan mengalami perubahan yang signifikan.

Meskipun demikian, jejak sejarahnya masih terlihat dari bangunan-bangunan tua dan masjid-masjid yang berdiri megah di kawasan tersebut.

Pekojan juga menjadi tempat yang kaya akan sejarah dan kebudayaan, serta menjadi saksi bisu keberagaman etnis di Jakarta.

Pekojan, dengan segala warisan sejarahnya, tetap menjadi bagian penting dari identitas Jakarta, khususnya dalam konteks peran komunitas Arab dalam pembentukan kota ini.

Berikut adalah beberapa rangkuman jejak sejarah Kampung Arab Pekojan:

1. Awal Mula Pekojan

  • Pekojan mulai dikenal sebagai permukiman orang Arab sejak abad ke-17, ketika VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) mendatangkan para pedagang dari India dan Timur Tengah untuk berdagang di Batavia (sekarang Jakarta).
  • Orang-orang Arab ini membawa budaya dan tradisi mereka, termasuk agama Islam, yang kemudian berkembang pesat di daerah ini.

2. Perkembangan Komunitas Arab

  • Pada abad ke-18 dan 19, Pekojan menjadi pusat komunitas Arab di Batavia. Mereka membangun rumah-rumah besar dan mendirikan masjid-masjid yang menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial.
  • Beberapa keluarga besar Arab yang terkenal, seperti Alatas, Assegaf, dan Alhaddad, memiliki pengaruh besar di kawasan ini.

3. Masjid-Masjid Bersejarah

Meski telah terkikis zaman, namun Pekojan masih memiliki bangunan bersejarah yang menjadi saksi perjalanan waktu dan budaya di kawasan ini diantaranya:

  • Pekojan memiliki beberapa masjid bersejarah yang masih berdiri hingga kini, seperti Masjid Jami’ An-Nawier yang dibangun pada tahun 1760 dan merupakan salah satu masjid tertua di Jakarta. Masjid ini menjadi pusat aktivitas keagamaan bagi komunitas Arab dan sekitarnya.
  • Selain Masjid An-Nawier, ada juga Masjid Al-Anshor yang dibangun pada tahun 1648, menjadikannya salah satu masjid tertua di Indonesia.
  • 3 Masjid Kampung Baru Pekojan merupakan tempat ibadah dan pusat kegiatan sosial bagi komunitas Arab.
  • Rumah-Rumah Tua dengan Arsitektur Khas Arab yang mencerminkan sejarah dan budaya komunitas Arab.
  • Bekas Sekolah Arab (Madrasah) merupakan bangunan bekas sekolah yang digunakan untuk pendidikan agama dan budaya Arab.

Bangunan-bangunan tersebut tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah, tetapi juga menggambarkan perpaduan budaya yang terjadi di Pekojan, beberapa diantaranya kini telah menjadi cagar budaya.

4. Pengaruh Budaya

  • Masyarakat Arab di Pekojan membawa berbagai tradisi dan budaya dari tanah asal mereka, seperti kuliner, pakaian, dan arsitektur. Pengaruh ini masih bisa dilihat hingga sekarang dalam berbagai aspek kehidupan di Pekojan.
  • Kuliner khas seperti nasi kebuli dan kue-kue khas Arab menjadi bagian dari warisan budaya yang ditinggalkan komunitas Arab di Pekojan.

5. Pergeseran Demografi

  • Seiring dengan perkembangan zaman dan modernisasi Jakarta, Pekojan mengalami perubahan demografis.
  • Banyak keluarga Arab pindah ke daerah lain, dan Pekojan kini menjadi lebih beragam dengan penduduk dari berbagai latar belakang.
  • Meski begitu, jejak sejarah dan budaya Arab masih terasa kuat di Pekojan, menjadikannya salah satu kawasan bersejarah