Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Kasus kakak beradik mengeluarkan cacing dari mulut di Bengkulu mengejutkan warga Kabupaten Seluma.

Seorang balita bernama Khaira Nur Sabrina (1 tahun 8 bulan) yang mengalami gizi buruk dan gangguan kesehatan serius harus dirujuk ke RSUD M. Yunus Bengkulu pada Senin (15/9/2025).

Kakak Beradik Mengeluarkan Cacing dari Mulut di Bengkulu

Sebelumnya, Khaira sempat menjalani perawatan di RSUD Tais.

Namun, dokter anak menyatakan kondisi bocah itu membutuhkan layanan lanjutan di rumah sakit rujukan tingkat provinsi.

Ayahnya, Prengki, menuturkan, “Anak saya sudah dirujuk sore kemarin ke RSUD M. Yunus Bengkulu dengan ambulans Puskesmas. Awalnya demam tinggi, setelah dirawat baru diketahui kondisinya semakin parah.”

Sementara itu, kakak Khaira, Aprilia (4), masih dirawat intensif di RSUD Tais.

Jika kondisinya memungkinkan, Aprilia juga akan dipindahkan ke RSUD M. Yunus untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

“Untuk Aprilia, kami masih menunggu rekomendasi dari dokter spesialis anak. Jika ada izin rujukan, tentu juga akan dibawa ke Bengkulu,” kata Prengki.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Seluma ikut turun tangan untuk menyelidiki kasus kakak beradik mengeluarkan cacing dari mulut di Bengkulu ini.

Kepala Bidang P2P Dinkes Seluma, Mazda, mengatakan pihaknya belum dapat memastikan penyebab pasti gangguan kesehatan tersebut.

“Atas kasus ini, kami akan melakukan investigasi langsung ke lapangan, termasuk mengecek lingkungan rumah pasien bersama Puskesmas Sukamerindu dan kader Posyandu,” jelasnya.

Diketahui, keluarga Khaira tinggal di Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil. Mereka memelihara ayam kampung di sekitar rumah.

Kondisi Disekitar Rumah Korban

Menurut keterangan orang tua, Khaira rutin dibawa ke Posyandu untuk imunisasi dan mendapat obat cacing.

Namun, keberadaan hewan ternak di sekitar rumah dikhawatirkan menjadi salah satu pemicu gangguan kesehatan.

Penelitian WHO bersama Kementerian Kesehatan RI menegaskan bahwa kebersihan lingkungan rumah tangga sangat memengaruhi risiko infeksi anak.

Anak-anak di pedesaan yang sering berinteraksi dengan hewan ternak rentan terpapar penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan, hingga gizi buruk.

Mazda menambahkan, “Kami menduga faktor lingkungan sangat berpengaruh, tetapi hasil pasti tetap menunggu pemeriksaan medis dan investigasi lebih lanjut.”

Kasus kakak beradik mengeluarkan cacing dari mulut di Bengkulu menjadi peringatan bagi orang tua agar lebih menjaga kebersihan lingkungan.

Langkah sederhana seperti mencuci tangan sebelum memberi makan anak, setelah memegang hewan, atau membersihkan kotoran, terbukti bisa menurunkan angka infeksi pada balita hingga 40 persen.

Selain itu, kandang hewan sebaiknya dipisahkan dari area bermain anak untuk mengurangi risiko paparan bakteri berbahaya.