sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID- Kemenag buka Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) untuk segala S1,S2 dan S3 dalam hingga luar negeri.

Setiap pemerintahan selalu mencoba menawarkan kebijakan dan program yang benar-benar memberi manfaat kepada masyarakat.

Salah satu langkah strategis yang baru-baru ini diluncurkan adalah slogan “Diktisaintek Berdampak” dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), yang menekankan pentingnya transformasi pendidikan tinggi demi menyongsong visi Indonesia Emas 2045.

Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) sudah lebih dahulu memperkenalkan program-program berdampak lewat “Kemenag Berdampak”, yang dituangkan dalam delapan prioritas utama atau Asta Protas.

Salah satu bentuk nyata dari program ini adalah peluncuran Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB), sebuah inisiatif untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia di lingkungan pendidikan keagamaan.

Latar Belakang Nasional dan Visi 2045

Pemerintah Indonesia tengah mengarah pada Indonesia Emas 2045 melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).

Visi ini mencakup berbagai target seperti meningkatnya pendapatan per kapita, penghapusan kemiskinan, peningkatan kepemimpinan global, daya saing SDM, dan penurunan emisi karbon.

Transformasi Pendidikan Tinggi: “Diktisaintek Berdampak” Mendiktisaintek Brian Yuliarto menyampaikan bahwa pendidikan tinggi harus inklusif dan berdampak nyata.

Program-program seperti Kampus Berdampak, Beasiswa ADik, riset kolaboratif dengan LPDP, dan Kosabangsa untuk wilayah 3T menjadi bagian dari strategi implementasinya.

Respons Kemenag: “Asta Protas”

Kemenag memperkenalkan Asta Protas atau delapan program prioritas sebagai wujud konkret “Kemenag Berdampak”, yang meliputi:

  • Kerukunan & Kemanusiaan
  • Ekoteologi
  • Layanan Keagamaan Berdampak
  • Pendidikan Terintegrasi dan Ramah
  • Pemberdayaan Pesantren
  • Ekonomi Umat
  • Kesuksesan Haji
  • Digitalisasi Tata Kelola

Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) sebagai Solusi SDM Keagamaan

BIB dikelola oleh PUSPENMA, lembaga di bawah Setjen Kemenag. Meskipun tidak disebut langsung dalam Asta Protas, BIB adalah bagian vital dari upaya peningkatan mutu SDM Kemenag.

Program ini menyasar berbagai kalangan: siswa, santri, guru, ustaz, kyai, dosen, dan tenaga kependidikan di lingkungan Kemenag.

Target dan Capaian BIB

Sejak 2022 hingga 2024, sekitar 6.000 penerima manfaat telah memperoleh beasiswa S1, S2, S3 dalam dan luar negeri.

Pada tahun 2025, direncanakan ada 1.000 penerima beasiswa kolaborasi Kemenag-LPDP.

Juga termasuk beasiswa non-degree seperti PKDP, pelatihan digital guru, sertifikasi dosen, dan program moderasi beragama.

Penyelenggaraan BIB menuntut kolaborasi semua pihak, dari PAUD sampai perguruan tinggi, serta koordinasi dengan lembaga lain seperti LPDP.

Profesionalisme dan kesiapan teknis serta mental akademisi sangat penting agar program berdampak secara nyata.

Kemenag diharapkan bisa mengarahkan civitas akademikanya untuk memanfaatkan peluang BIB ini secara optimal.

Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) merupakan bukti nyata komitmen Kemenag dalam mewujudkan pendidikan keagamaan yang berdampak, inklusif, dan berkelanjutan.

Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sangat diperlukan agar manfaat program benar-benar terasa di seluruh penjuru negeri.

Syarat dan Cara Daftar Beasiswa Indonesia Bangkit

Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) adalah program beasiswa dari Kementerian Agama Republik Indonesia yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya dari kalangan akademisi, santri, guru, dan tenaga kependidikan.

Untuk tahun 2025, pendaftaran BIB dibuka mulai tanggal 1 April hingga 31 Mei 2025. Seleksi administrasi akan berlangsung dari 1 hingga 7 Juni, dilanjutkan dengan seleksi skolastik pada 11–25 Juni, serta seleksi wawancara pada 28 Juni hingga 15 Juli 2025.

Hasil akhir seleksi akan diumumkan pada 31 Juli 2025 melalui situs resmi https://beasiswa.kemenag.go.id/

Beasiswa ini terbagi dalam tiga jenis, yaitu beasiswa umum untuk jenjang S1, S2, dan S3 dalam dan luar negeri; beasiswa prestasi bagi peserta yang memiliki pencapaian dalam kompetisi nasional atau internasional; dan beasiswa afirmasi yang ditujukan bagi kelompok sasaran khusus seperti santri, guru PAI, dan ASN di bawah binaan Kementerian Agama.

Syarat umum untuk mendaftar meliputi kewarganegaraan Indonesia, usia maksimal 35 tahun untuk S2 dan 40 tahun untuk S3, serta IPK minimal 3,25.

Pelamar juga harus menyertakan surat rekomendasi dari akademisi atau tokoh masyarakat.

Bagi pelamar yang ingin menempuh studi di luar negeri, wajib memiliki Letter of Acceptance (LoA) tanpa syarat dari perguruan tinggi tujuan.

Proses pendaftaran dilakukan secara daring melalui laman resmi beasiswa.kemenag.go.id. Pendaftar harus membuat akun, melengkapi profil, serta mengunggah dokumen seperti ijazah, transkrip nilai, surat rekomendasi, dan LoA (jika ada).

Setelah itu, peserta akan mengikuti serangkaian seleksi, mulai dari administrasi hingga wawancara.