sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memberikan santunan kepada para siswa dan guru yang menjadi korban kecelakaan mobil pengantar Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara.

Direktur Jenderal PAUD, Dikdas, dan Dikmen, Gogot Suharwoto, menjelaskan bahwa bantuan diberikan sebesar Rp 5 juta bagi korban luka berat dan Rp 2,5 juta untuk korban luka ringan.

Kemendikdasmen Beri Santunan untuk Korban Mobil MBG

“Kami memberikan bantuan santunan kepada korban luka serius 5 orang masing-masing Rp 5 juta, sedangkan luka ringan 17 orang masing-masing Rp 2,5 juta serta menyampaikan penguatan kepada para korban dan keluarga,” ujar Gogot dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/12/2025), dikutip dari Kompas.

Ia menambahkan bahwa pihak Kemendikdasmen telah mengunjungi para korban di RSUD Cilincing dan RS Koja untuk memastikan mereka mendapatkan perawatan medis yang optimal.

Kemendikdasmen juga terus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, pihak sekolah, serta instansi terkait lainnya untuk memantau kondisi para korban.

Gogot turut mengingatkan agar semua pihak menghormati privasi para korban dan tidak menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya.

“Kami turut mendoakan agar seluruh korban segera pulih. Kami berkomitmen terus mendampingi serta memberikan dukungan penuh kepada siswa, guru, dan pihak sekolah yang terdampak oleh kejadian ini,” tuturnya.

Mobil MBG Tabrak Siswa

Sebelumnya diberitakan, sebuah mobil pengangkut Makan Bergizi Gratis (MBG) menabrak sejumlah siswa SDN Kalibaru 01 di kawasan Cilincing, Jakarta Utara.

Berdasarkan data yang dikumpulkan tim Palang Merah Indonesia (PMI) di RSUD Cilincing, total ada 20 korban dalam kejadian tersebut.

Dari jumlah itu, 15 siswa mengalami luka ringan dan masih menjalani perawatan di RSUD Cilincing.

Sementara itu, empat siswa lainnya serta satu guru mengalami luka berat sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Koja untuk mendapatkan penanganan medis lebih intensif.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengatakan bahwa pengemudi yang membawa mobil tersebut adalah sopir pengganti.

“Setelah kami cek, Alhamdulillah sopirnya memiliki SIM, mungkin kurang berpengalaman. Kami masih mendalami penyebabnya,” kata Dadan dalam keterangan pers, Jumat (12/12/2025).

Dadan menjelaskan, dari temuan sementara di lapangan, insiden ini diduga terjadi karena kondisi sopir yang tidak fit.

“Berdasarkan keterangan lapangan, sopir pengganti diduga dalam kondisi kurang fit akibat kurang tidur sehingga memicu kesalahan saat bermanuver di area yang menanjak,” ujarnya.