Kisah Pilu Amsori, Seorang Sopir Angkot yang Harus Rela Tidur di Mobil karena Tak Kuat Bayar Sewa Rumah
HAIJAKARTA.ID – Inilah kisah pilu Amsori, seorang sopir angkot yang harus rela tidur di mobil karena tak kuat bayar sewa rumah.
Hidup sebagai sopir angkot di Jakarta kini semakin sulit, terutama bagi Amsori, seorang pria berusia 69 tahun yang merantau dari Pemalang.
Selama hampir 20 tahun, Amsori bekerja sebagai sopir angkot, namun tahun 2024 menjadi tahun terberat dalam hidupnya.
Penghasilannya dari menarik angkot kini hanya cukup untuk membeli makanan, membuatnya tidak mampu lagi untuk membayar kontrakan rumah.
“Saya asli Pemalang, saya merantau, keluarga di kampung. Saya dulu mengontrak di Jalan Ende Tanjung Priok. Tapi, untuk sekarang saya tidak kuat mengontrak,” ujar Amsori saat diinterview saat berada di lokasi area Terminal Tanjung Priok, Rabu (22/5/2024).
Pendapatan yang menurun drastis membuat Amsori menunggak pembayaran kontrakan selama berbulan-bulan.
Ia seharusnya membayar Rp 500.000 per bulan, namun karena sulitnya mendapatkan penumpang, ia tidak mampu membayar sewa tersebut.
Pemilik rumah akhirnya meminta Amsori untuk mengosongkan tempat itu, sehingga dengan berat hati ia harus meninggalkan rumah kontrakannya.
Karena keterbatasan biaya, Amsori memutuskan untuk tidak mengontrak rumah lagi dan memilih tidur di dalam angkot sewaannya.
Sudah dua bulan lamanya, ia tidak merasakan tidur di kasur yang empuk.
Setiap malam, jok angkot yang sedikit keras menjadi alas tidurnya.
“Saya tidur di mobil, itu pakaian saya, saya bawa. Untungnya mobil ini sama yang punya boleh saya bawa pulang,” kata Amsori sambil tertawa.
Kehidupan Malam di Angkot
Setiap malam, Amsori memarkirkan angkotnya di sekitar Jalan Ende Tanjung Priok untuk beristirahat.
Meskipun tidur di dalam angkot semalaman, ia mengaku tetap merasa nyaman dan tidak pernah khawatir akan aksi kejahatan.
“Saya enggak takut ada aksi kejahatan,” ujar Amsori.
Pengalaman hampir 20 tahun merantau di kawasan Tanjung Priok memberinya kemampuan untuk menghindari aksi kejahatan yang marak terjadi.
Selain itu, Amsori juga memiliki banyak teman yang siap membantunya jika terkena aksi kejahatan. Solidaritas di antara sopir angkot dan warga sekitar membuatnya merasa aman, meskipun harus tidur di dalam mobil setiap malam.
Tantangan dan Harapan
Kisah Amsori mencerminkan tantangan berat yang dihadapi banyak sopir angkot di Jakarta.
Menurunnya pendapatan dan tingginya biaya hidup membuat banyak dari mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Namun, Amsori bersyukur masih bisa hidup di dalam mobil angkot dan telah mendapatkan izin dari pemiliknya.