sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Muhammad Firdaus, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan pemeriksaan terhadap korban dan saksi terkait dugaan penipuan program beasiswa kuliah doktoral ke Filipina yang diduga dilakukan oleh seorang pria berinisial BTC.

Laporan atas kasus tersebut telah diajukan oleh korban bernama Aloysius Bernanda Gunawan (47) pada Senin (8/4/2024).

“Iya benar. Korban sudah membuat laporan, kami akan memeriksa pelapor dan saksi-saksi,” kata Firdaus pada hari Kamis (18/4/2024).

Firdaus menjelaskan bahwa pemanggilan pelapor dan saksi-saksi akan dijadwalkan pada pekan ini setelah libur Lebaran.

Ia menambahkan bahwa karena laporan dibuat sebelum Lebaran, pelapor akan dilakukan pemeriksaan minggu ini.

Aloysius mengkonfirmasi bahwa dia akan menjalani pemeriksaan sebagai pelapor di Mapolres Metro Bekasi Kota.

Pasalnya Firdaus juga menyatakan bahwa rencananya besok, pada hari Jumat jam 13.00 WIB, dia akan memberikan keterangan dan akan hadir bersama satu korban lainnya.

Aloysius telah mengetahui tentang program beasiswa di Philipines Women University (PWU) melalui iklan di media sosial pada November 2023.

Untuk memverifikasi keabsahan program tersebut, ia melakukan pengecekan keaslian ijazah dari alumni PWU angkatan pertama dan mengikuti Seminar Internasional.

“Ada penyerahan ijazah dari para alumni ini karena saya juga bekerja di kampus. Saya memeriksa apakah ijazah tersebut sudah diakui atau belum, dan ternyata sudah diakui,” ungkapnya.

Dari hasil pengecekan tersebut, Aloysius dan korban lainnya yakin dengan adanya program beasiswa doktoral yang ditawarkan oleh BTC.

Kemudian, pada bulan Desember 2023, Aloysius memutuskan untuk pindah dari batch 4 ke batch 5 karena calon mahasiswa batch 4 telah siap untuk kuliah. Mereka diminta untuk melunasi pembayaran pendaftaran beasiswa S3 di PWU hingga 31 Desember 2023.

Aloysius menyatakan bahwa BTC menjanjikan beasiswa parsial, sehingga mereka hanya perlu membayar Rp 30 juta.

Namun, kecurigaan mulai muncul ketika pendaftaran program S3 diperpanjang hingga Januari 2024 padahal kuota calon mahasiswa sudah terlalu banyak.

Kecurigaan semakin kuat ketika BTC mengaku bahwa uangnya telah habis digunakan untuk trading.