Kota Malang Kebanjiran: 39 Titik Terendam, Lalu Lintas Macet
HAIJAKARTA.ID – Sejumlah wilayah di Kota Malang, Jawa Timur, terendam banjir sejak Kamis (4/12).
Total ada 39 titik yang terdampak setelah hujan lebat mengguyur kota itu sepanjang siang hari.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno, menjelaskan bahwa intensitas hujan yang sangat tinggi membuat debit air di drainase dan sungai meningkat drastis.
Air pun meluap ke jalan-jalan hingga masuk ke rumah warga, membuat sebagian orang tak bisa keluar dari kediaman mereka.
“Hingga terjadi luapan ke jalan maupun masuk ke pemukiman warga sehingga banyak yang terjebak di dalam rumah. Berdasarkan pantauan pusdalops, terdapat 39 titik mengalami banjir dan 1 pohon tumbang,” ujarnya, Jumat (5/11), dikutip dari CNN.
Kota Malang Kebanjiran
Banjir tersebut tersebar di tiga kecamatan yaitu Blimbing, Sukun, dan Lowokwaru, masing-masing dengan tingkat genangan dan kerusakan yang berbeda.
Di Kecamatan Blimbing, air meluap di area permukiman padat seperti Jalan Ciliwung, Jalan Kedawung, Jalan Karya Timur, hingga Glintung.
Ketinggian air bervariasi, mulai sekitar 80 cm di jalan raya hingga 150–160 cm di kawasan Jalan Kedawung 1.
“Kalau di jalan raya sekitar 80 sentimeter, kalau di sini (Jalan Kedawung 1) sekitar 150-160 sentimeter. Saya cek juga ke Purwodadi,” katanya.
Beberapa lokasi bahkan mengalami kerusakan berat, seperti tembok rumah yang jebol di Jalan Karya Barat dan sepeda motor yang terseret banjir di Jalan Letjend Sutoyo.
Satu orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) juga dilaporkan terjebak di rumahnya di Sidomulyo II.
Sementara itu, di Kecamatan Sukun, banjir terjadi di wilayah EWS Bukit Barisan, EWS Candi, dan Jalan Terusan Sigura-gura. Adapun di Kecamatan Lowokwaru, genangan meluas hingga ke kawasan Sudimoro, area pertokoan di sekitar Soekarno Hatta, serta permukiman seperti Jalan Candi Kalasan, Jalan Bukirsari, Jalan Kebon Jeruk, dan beberapa titik lainnya.
Sejumlah titik banjir juga terlihat di sekitar area kafe di kawasan Soehatt dan dekat RS Universitas Brawijaya.
Di Kecamatan Kedungkandang, satu pohon bahkan dilaporkan tumbang di Jalan Raya Sawojajar.
Saat ditanya penyebab banjir, Prayitno menjelaskan bahwa tingginya intensitas hujan menjadi faktor utama.
Curah hujan yang turun belakangan ini disebut jauh lebih tinggi dibanding beberapa waktu sebelumnya.
“Yang jelas informasi nasional curah hujan memang naik sampai 40 persen karena perubahan iklim,” katanya.
Banjir tersebut juga berdampak pada lalu lintas.
Kemacetan terjadi di sejumlah ruas jalan penting seperti Jalan Soekarno-Hatta, Jalan Bunga Coklat, Jalan Kalpataru, Jalan Kedawung, Jalan Letjen Sutoyo menuju Jalan Ahmad Yani, Jalan Ciliwung, hingga Jalan Sunandar Priyo Sudarmo arah WR Supratman.
Prayitno menegaskan bahwa penanganan difokuskan pada upaya tanggap darurat demi keselamatan warga.
“Kami di proses tanggap bencana, keluarga kami selamatkan. Listrik dimatikan, karena mohon maaf bisa terancam korsleting,” ujarnya.
BPBD juga bekerja sama dengan para ketua RT dan RW untuk menentukan lokasi pengungsian bagi warga yang rumahnya terdampak.
Selain itu, petugas mendistribusikan makanan siap saji dan paket kebutuhan keluarga.
Beruntung, pada Jumat pagi kondisi sudah jauh membaik.
Sebagian besar titik banjir telah surut sepenuhnya dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
“Kondisi saat ini banjir sudah surut total. Korban nihil,” tutur Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jawa Timur, Satriyo Nurseno, dalam laporannya.

