Kronologi Kepsek SMP di Cilincing Tewas Gantung Diri, Polisi Masih Selidiki Motifnya
HAIJAKARTA.ID – Pihak kepolisian hingga kini masih mencari tahu motif di balik tewasnya seorang Kepala Sekolah (Kepsek) SMP swasta berinisial W (48) di Cilincing, Jakarta Utara.
W ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di ruang kerjanya.
Kapolsek Cilincing, AKP Bobi Subasri, mengatakan penyidik masih kesulitan mengungkap alasan di balik tindakan tragis tersebut.
“Itu sampai sekarang belum tahu motifnya apa. Karena yang kita periksa itu enggak ada yang tahu permasalahannya apa,” ujarnya, Minggu (7/12/2025), dikutip dari Tribun News.
Polisi telah meminta keterangan sejumlah saksi, baik dari keluarga maupun pihak sekolah.
Namun belum ada petunjuk jelas yang mengarah pada penyebab pasti.
Para saksi menyebut, W dikenal sebagai sosok yang tertutup.
Sejak istrinya meninggal, ia hidup sendirian.
“Setahu mereka, (korban) orangnya baik, cuma emang agak jarang komunikasi sama orang. Tertutup dia, kalau istilahnya introvert,” kata Bobi.
Introvert sendiri adalah tipe kepribadian yang cenderung lebih nyaman menyendiri, menikmati suasana tenang, dan lebih fokus pada pikiran serta perasaannya.
Kronologi Kepsek SMP di Cilincing Tewas Gantung Diri
W ditemukan meninggal pada Senin (1/12/2025) sekitar pukul 07.00 WIB oleh petugas kebersihan sekolah, Rika Aryani.
Ia kaget ketika melihat Kepala Sekolah itu sudah tak bernyawa di ruang kerjanya.
Dari keterangan sementara, W diketahui datang ke sekolah pada Minggu sore sekitar pukul 16.00 WIB.
Setelah itu, ia tak lagi terlihat hingga akhirnya ditemukan meninggal. Jenazah kemudian dibawa ke RS Polri untuk diotopsi.
“Sedang kita dalami untuk mengetahui motifnya. Biar jelas, mohon waktu,” ujar Bobi.
Peristiwa ini juga berdampak pada kegiatan belajar mengajar.
Ujian semester di SMP Syahid II terpaksa dipindah ke SMP Syahid I agar proses tetap berjalan tanpa mengganggu penyelidikan.
Sementara itu, Dody, perwakilan yayasan, menyatakan bahwa yayasan sepenuhnya menyerahkan penyelidikan kasus kepada polisi dan tidak ingin berspekulasi sebelum hasil resmi keluar.
Selain itu, yayasan berjanji untuk mempertahankan aktivitas sekolah dan membantu keluarga korban.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa pendidikan bukan hanya tentang akademik, kesehatan mental pendidik juga penting untuk masa depan generasi muda.
