Link Video Jeje Slebew yang Viral di Medsos, Netizen Heboh Soroti Tiktoker Jebolan Citayam Fashion Week

HAIJAKARTA. ID – Publik Indonesia tentu masih mengingat sosok Jeje Slebew, gadis yang pernah viral berkat keikutsertaannya dalam fenomena Citayam Fashion Week.
Namun, baru-baru ini namanya kembali menjadi buah bibir setelah muncul dugaan penyebaran link video Jeje Slebew yang viral di medsos.
Link Video Jeje Slebew yang Viral
Isu ini mencuat setelah sebuah video yang menampilkan seorang perempuan diduga mirip Jeje beredar luas di platform X (sebelumnya Twitter).
Video tersebut pertama kali mencuat melalui beberapa akun TikTok, salah satunya akun @vidio.jeje.slebew yang diduga bukan akun resmi.
Video yang diunggah pada 19 Februari 2025 itu telah ditonton lebih dari 56.500 kali.
Dalam keterangannya, akun tersebut menulis, “Jeje Slebew kini kembali ramai diperbincangkan.
Ada video yang diklaim mirip dirinya tengah viral di X. Meski begitu, Jeje tidak pernah mengonfirmasi hal tersebut. Yang penasaran, cek link di bio,” tulis akun tersebut.
Respons Warganet dan Dugaan Kesamaan Ciri Fisik
Meski telah disaksikan puluhan ribu kali, video itu hanya memperoleh 56 tanda suka dan 25 komentar.
Beberapa warganet mengaku telah menonton video yang dimaksud.
Salah satu pengguna dengan akun @gior26 menulis, “Serius, tatonya kelihatan mirip banget.”
Namun, tidak sedikit pula yang meragukan keaslian video tersebut dan meminta publik untuk tidak terburu-buru mengambil kesimpulan.
Belum Ada Pernyataan Resmi dari Jeje
Hingga berita ini diturunkan, Jeje Slebew belum memberikan klarifikasi terkait video yang dikaitkan dengan dirinya.
Banyak pihak mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam menanggapi informasi yang belum jelas kebenarannya, mengingat penyebaran konten semacam ini dapat merugikan berbagai pihak.
Desclaimer: Penyebaran tautan atau konten yang belum terverifikasi dapat berdampak negatif dan melanggar hukum. Masyarakat diharapkan selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum membagikannya.