Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Kebutuhan tenaga ahli gizi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terus melonjak seiring perluasan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Program ini ditargetkan menjangkau lebih dari 80 juta penerima manfaat paling lambat April mendatang.

Masalahnya, jumlah lulusan sarjana gizi di lapangan masih terbatas.

Karena itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Prof. Dadan Hidayana membuka kemungkinan bagi lima program studi lain untuk turut mengisi posisi ahli gizi di SPPG.

Menurutnya, langkah ini diambil setelah melihat persaingan yang semakin ketat antar-SPPG dalam merekrut tenaga ahli gizi.

Lonjakan Kebutuhan Ahli Gizi

“Utamanya sarjana gizi. Tapi sekarang boleh sarjana kesehatan masyarakat, sarjana teknologi pangan, sarjana pengolahan makanan, dan sarjana keamanan pangan,” kata Prof. Dadan kepada wartawan, Rabu (3/12/2025), dikutip dari Detik.

Rebutan antar SPPG

Prof. Dadan menjelaskan bahwa kekurangan ahli gizi sudah terjadi di banyak daerah.

Bahkan, sejumlah SPPG disebut sampai berebut lulusan gizi demi memenuhi standar minimal operasional.

“Ternyata di lapangan sudah terjadi rebutan antara SPPG untuk merebutkan ahli gizi yang sarjana gizi. Makanya kemudian kita buka dari program studi lain supaya tidak terjadi rebutan,” ujarnya.

“Ya memang adanya begitu di lapangan.” katanya.

Ia menambahkan, kondisi tersebut memang nyata terjadi.

Prof. Dadan juga menegaskan bahwa kebutuhan tenaga ahli dihitung berdasarkan jumlah SPPG yang saat ini sudah beroperasi.

“Ya kan sesuai dengan SPPG. Satu per SPPG. Jadi kalau sekarang ada 16.630, ya butuh 16.630,” jelasnya.

Dengan membuka opsi lima program studi tambahan, BGN berharap kebutuhan tenaga profesional bisa terpenuhi tanpa mengurangi standar kompetensi dasar.

Selain SPPG yang sudah berjalan, pemerintah juga tengah membangun ribuan unit layanan baru di daerah-daerah terpencil. Prof. Dadan merinci:

  • Total SPPG di wilayah terpencil: 8.200
  • Sedang dibangun: 4.700
  • Target selesai Desember ini: sekitar 170
  • Total penerima manfaat: kurang dari 3 juta orang

Jumlah yang besar ini semakin menambah kebutuhan tenaga ahli, sehingga membuka jalur rekrutmen dari empat program studi tambahan dinilai sebagai langkah yang paling realistis.

Menurut Prof. Dadan, lima jalur pendidikan ini tetap relevan karena memiliki landasan ilmu terkait gizi, pangan, dan keamanan konsumsi.

“Kalau dengan lima sarjana yang ada, mungkin ada. Ini supaya pelayanan SPPG tidak berhenti,” katanya.