sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – MBG disalurkan ke Aceh dengan total lebih dari 2,2 juta porsi selama satu bulan pascabencana. Penyaluran Program Makan Bergizi (MBG) tersebut dilakukan untuk memastikan kebutuhan gizi masyarakat terdampak tetap terpenuhi di tengah kondisi darurat.

MBG disalurkan ke Aceh melalui Badan Gizi Nasional (BGN) dengan melibatkan ratusan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di berbagai wilayah.

Berdasarkan data BGN, total makanan yang telah dibagikan mencapai 2.298.670 porsi sejak 26 November hingga 27 Desember 2025.

“Penyaluran program MBG tetap berjalan seperti pada hari aktif biasanya.

Total akumulasi bantuan (untuk Aceh) yang tersalurkan sudah mencapai lebih dari 2,2 juta porsi,” kata Kepala BGN, Dadan Hindayana , pada Minggu (28/12/2025).

Ratusan SPPG Dilibatkan

Dadan menjelaskan, sebanyak 158 SPPG terlibat dalam proses distribusi MBG di Aceh.

Meski demikian, terdapat dua hari di mana operasional dapur SPPG dihentikan sementara, yakni pada 25 dan 26 Desember 2025.

“Tetapi, pada Hari Kamis, 25 Desember, tidak beroperasional karena dalam posisi memperingati perayaan Natal. Selanjutnya, pada Hari Jumat, 26 Desember kembali memperingati hari tsunami Aceh yang ke 21 tahun, yang mana dua hari tersebut tidak melaksanakan operasional dapur SPPG,” jelasnya.

Meski ada penghentian sementara, sejumlah SPPG di wilayah Aceh Timur dan Aceh Tengah tetap memutuskan untuk menyalurkan MBG pada 26–27 Desember.

BGN memastikan distribusi bantuan tetap menjangkau masyarakat terdampak bencana melalui berbagai skema.

“Kami terus mendistribusikan bantuan kepada korban banjir dan longsor, baik melalui posko maupun jemput bola langsung ke warga,” tambah Dadan.

Ia menegaskan, BGN akan terus hadir secara konsisten dalam situasi darurat untuk memastikan pemenuhan gizi masyarakat tetap terjaga.

Menurutnya, hal tersebut menjadi wujud komitmen negara dalam menjaga ketahanan gizi sekaligus memperkuat peran MBG sebagai program yang adaptif terhadap kondisi krisis.

“Ini bentuk komitmen negara untuk memastikan pemenuhan gizi masyarakat tetap terjaga, sekaligus memperkuat peran MBG sebagai program yang adaptif terhadap kondisi krisis,” tutut dia.