Mbok Yem Meninggal Dunia, Para Pendaki Kenang Sosok Penjaga Warung Legendaris Puncak Gunung Lawu: Ibu Para Pendaki
HAIJAKARTA.ID – Kabar mengenai mbok Yem meninggal dunia menjadi duka mendalam khususnya bagi para pendaki.
Mbok Yem, sosok legendaris penjaga warung di puncak Gunung Lawu, dikabarkan meninggal dunia pada Rabu (23/4) siang.
Ia mengembuskan napas terakhir di kediamannya yang terletak di Dusun Dagung, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan.
Mbok Yem Meninggal Dunia
Nama Mbok Yem, yang memiliki nama asli Wakiyem, telah melekat kuat di hati para pendaki sejak dekade 1980-an.
Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam, terutama bagi para pendaki yang pernah merasakan kehangatan dan keramahan beliau di tengah suhu ekstrem puncak Lawu.
Penyebab Mbok Yem Meninggal Dunia
Sebelum berpulang, Mbok Yem sempat menjalani perawatan intensif di RSU Siti Aisyiyah, Ponorogo.
Berdasarkan keterangan pihak rumah sakit, ia menderita pneumonia akut atau infeksi paru-paru yang cukup berat.
Selain itu, terdapat juga pembengkakan di beberapa bagian tubuhnya.
“Pasien menunjukkan gejala pneumonia dan pembengkakan,” ujar perwakilan RSU Siti Aisyiyah, Muh. Arbain, dalam keterangan tertulis.
Ia juga menjelaskan bahwa kondisi Mbok Yem sempat membaik selama masa perawatan, namun akhirnya kembali menurun.
Perjalanan Mbok Yem Turun Gunung Setelah Sakit
Kabar bahwa Mbok Yem harus turun dari Gunung Lawu sempat menjadi perhatian publik beberapa waktu lalu.
Setelah lebih dari empat dekade bertahan di puncak, ia akhirnya bersedia turun pada awal Maret 2025 karena kondisi kesehatannya memburuk.
“Beliau sakit sejak Februari, tapi baru mau turun setelah keadaannya memburuk,” tutur Syaiful Gimbal, kerabat dekatnya.
Proses penurunan Mbok Yem dari puncak Lawu dilakukan secara gotong royong oleh relawan dan pecinta alam.
Perjalanan itu berlangsung dramatis karena kondisi fisiknya yang lemah dan sulit bernapas di ketinggian.
Warung Tertinggi di Indonesia Kini Sepi Penjaga
Warung Mbok Yem terletak di ketinggian 3.150 mdpl, tepat di bawah puncak Hargo Dumilah.
Warung ini dikenal sebagai yang tertinggi di Indonesia dan menjadi tempat persinggahan ikonik bagi para pendaki Gunung Lawu.
Lebih dari sekadar penjual makanan, Mbok Yem adalah penjaga semangat para pendaki.
Ia tak segan membantu mereka yang kelelahan, tersesat, atau sakit. Kehadirannya dianggap sebagai pelita di tengah kabut dan dinginnya alam pegunungan.
Sosok Mbok Yem Akan Terus Dikenang
Kepergian Mbok Yem tidak hanya mengosongkan satu warung di ketinggian, tetapi juga mengosongkan ruang dalam hati komunitas pecinta alam.
Banyak pendaki yang mengenangnya sebagai sosok penyemangat, penuh kasih, dan memiliki kekuatan luar biasa untuk bertahan di alam liar.
“Beliau bukan hanya penjual makanan, tapi ibu bagi para pendaki,” ungkap seorang pendaki senior melalui media sosial.
Kini, warung Mbok Yem tinggal kenangan, namun warisannya akan terus hidup dalam setiap langkah pendaki yang menapaki jalur Lawu.