Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Gelombang panas yang dirasakan Indonesia dalam beberapa hari terakhir, memicu keresahan terhadap potensi dampaknya terhadap produksi pangan.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, menjadi salah satu pejabat yang memimpin upaya antisipasi terhadap situasi ini.

Menurut Zulkifli Hasan, Kementerian Perdagangan secara cermat memantau perkembangan situasi, terutama terkait harga pangan dan sembilan bahan pokok (sembako) yang berpotensi terpengaruh.

Dia mengungkapkan bahwa situasi panas ekstrem di negara tetangga seperti Filipina, yang mencapai suhu 45 derajat Celsius, memberikan perhatian serius kepada pemerintah.

“Di Filipina saya dengar udah 45 derajat ya. Nah iya, kita kan sudah 34 (derajat celcius), biasanya kita 32 (derajat). Tentu semua kita hitung kita perhatikan agar sembako tersedia dan harganya stabil,” ujar Zulkifli Hasan di Rumah Pemotongan Hewan Unggas (RPHU) Rawa Kepiting, Jakarta Timur, Sabtu (4/5/2024).

Khusus untuk pangan, Menteri Perdagangan menegaskan bahwa pemerintah telah menetapkan kuota impor beras sebesar 3,6 juta ton untuk memastikan ketersediaannya.

Langkah ini diambil sebagai langkah preventif mengingat dampak cuaca ekstrem yang bisa memengaruhi produksi beras dalam negeri.

“Ya maka kita garus siapkan dari jauh hari ya pemerintah sudah memutuskan impor beras kalau gak salah tahun ini 3,6 juta. Tentu itu untuk persiapan, karena ini ada perubahan iklim cuaca ekstrem,” ungkapnya.

Dengan perubahan iklim yang terus berlangsung, pemerintah berkomitmen untuk menjaga ketersediaan pangan, terutama beras, dan menjaga stabilitas harga di pasar.

Langkah-langkah strategis seperti impor beras menjadi bagian dari upaya bersama untuk menghadapi tantangan ini demi kesejahteraan masyarakat.