Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Program Jakarta Kota Sinema menjadi salah satu gagasan yang terus digaungkan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno.

Sekretaris Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Retno Setiowati, menilai Jakarta memiliki modal yang sangat kuat untuk berkembang sebagai kota sinema.

Mulai dari kekayaan cerita kehidupan perkotaan, komunitas kreatif yang hidup dan aktif, hingga infrastruktur pendukung yang kian memadai.

Ia menyebut, berbagai potensi tersebut menjadikan Jakarta sebagai lahan subur bagi pertumbuhan dan perkembangan ekosistem perfilman.

“Kekayaan narasi urban, komunitas kreatif yang dinamis, serta infrastruktur pendukung menjadikan Jakarta sebagai ruang yang ideal bagi tumbuh kembang ekosistem perfilman,” ujar Retno saat menghadiri penyerahan penghargaan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) kepada para pelaku seni perfilman di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (23/12/2025), dikutip dari Tribun News.

Menuju Jakarta Kota Sinema

Retno menegaskan bahwa menjadikan Jakarta sebagai kota sinema tidak bisa dilakukan secara instan.

Dibutuhkan strategi yang matang, terencana, terintegrasi, dan berkelanjutan.

“Untuk mengukuhkan posisi Jakarta sebagai kota sinema, sangat diperlukan langkah-langkah yang strategis, terencana, berintegrasi, serta berkelanjutan,” katanya.

Menurut Retno, penguatan ekosistem perfilman juga tidak cukup jika hanya mengandalkan komunitas film.

Diperlukan kolaborasi lintas sektor, mulai dari dunia pendidikan, pelaku industri, komunitas film, hingga berbagai pemangku kepentingan lainnya.

“Kolaborasi antara dunia pendidikan, industri, komunitas film, dan para pemangku kepentingan menjadi kunci utama,” ujarnya.

Dalam upaya tersebut, IKJ dinilai memiliki peran yang sangat strategis.

Pasalnya, IKJ tidak hanya berfungsi sebagai institusi pendidikan seni, tetapi juga menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia bagi industri perfilman.

“Melalui pendidikan, riset, produksi, festival, dan pengabdian kepada masyarakat, IKJ dapat menjadi katalisator utama dalam membangun ekosistem perfilman Jakarta yang inklusif, variatif, dan berdaya saing global,” pungkasnya.

Sementara itu, Rektor IKJ Syamsul Maarif menyampaikan bahwa sebagai perguruan tinggi seni, IKJ memikul tanggung jawab akademik sekaligus sosial untuk terlibat aktif dalam pembangunan kebudayaan dan penguatan ekosistem perfilman Jakarta.

Menurutnya, Jakarta tidak seharusnya hanya diposisikan sebagai lokasi syuting atau produksi film semata, tetapi juga sebagai ruang lahirnya gagasan, kreativitas, serta kolaborasi lintas disiplin seni.

“Jakarta harus berkembang tidak hanya sebagai lokasi produksi film, tetapi juga sebagai ruang ide, kreativitas, dan kolaborasi lintas disiplin seni,” ujar Syamsul.

Ia menegaskan, IKJ memiliki posisi yang sangat strategis dalam menyiapkan para seniman dan insan perfilman yang nantinya akan mengisi sekaligus memperkuat ekosistem kota sinema.

“IKJ memiliki peran strategis dalam menyiapkan seniman dan insan perfilman yang akan mengisi ekosistem kota sinema,” tegasnya.

Lebih lanjut, Syamsul menekankan bahwa mewujudkan Jakarta sebagai kota sinema membutuhkan kerja bersama yang solid serta jejaring kolaborasi yang berkesinambungan.

Menurutnya, seluruh cabang seni memiliki peran penting karena seni pada dasarnya saling terhubung dan saling mendukung.

“Semua disiplin seni saling menopang dalam membangun identitas Jakarta sebagai kota sinema yang inklusif dan berkelanjutan,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Pembina Yayasan Seni Budaya Jakarta, Arie Budhiman, menegaskan bahwa IKJ merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ekosistem industri kreatif Jakarta.

Karena itu, pembangunan ekosistem tersebut harus dilakukan secara terintegrasi, mulai dari hulu hingga hilir.

“Penguatan kota sinema membutuhkan komitmen, kolaborasi, konsistensi, kompetensi, dan dampak yang terukur. Tanpa konsistensi, mimpi Jakarta sebagai kota sinema akan sulit terwujud,” ujar Arie.

Dalam rangkaian acara tersebut, IKJ juga menyerahkan Apresiasi Penghargaan Film 2025 kepada sejumlah sineas dan pekerja film nasional. Penerima penghargaan antara lain M. Kanz Daffa (Will Today Be A Happy Day), Zancko Zebedillah Zayyaan bersama Kolase Films (Rahasia Umum), Suryana Paramita, Yandy Laurens, Hanung Bramantyo, Ismail Fahmi Lubis, Azhar Kinoi Lubis, Amar Haikal, Batara Goempar, Dimas Bagus Triatma, Ical Tanjung, Muhammad Firdaus, Roy Lolang, Eros Eflin, Frans Paat, Aline Jusria, Dinda Amanda, Wawan I Wibowo, Indrasetno Vyatrantra, Ichsan Rachmaditta, Wahyu Tri Purnomo, hingga Mira Lesmana.