Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Kejadian tak terduga datang dari orang tua murid di Bogor naik pitam karena anaknya gagal PPDB jalur zonasi, memarkirkan mobil Fortuner-nya di gerbang sekolah.

Peristiwa ini terjadi di SMPN 1 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berlangsung sejak Kamis (11/7/2024) pagi.

Orangtua tersebut, berinisial DS (40), memarkirkan kendaraannya sepanjang hari, menghalangi akses masuk ke sekolah.

Tindakan ini memaksa pihak sekolah untuk meminta bantuan polisi.

Menurut AKP Yunli Pangestu, Kanit Reskrim Polsek Cibinong, DS sengaja memarkirkan mobilnya di gerbang sekolah sebagai bentuk protes karena anaknya tidak diterima di SMPN 1 Cibinong melalui jalur zonasi.

Yunli menjelaskan bahwa rumah DS berada tidak jauh dari sekolah. Akibat kekecewaannya, DS memarkirkan mobilnya sejak malam sebelumnya, Rabu (10/7/2024).

“DS menghalangi pintu masuk sejak malam hingga pagi hari berikutnya. Akibatnya, para guru tidak bisa masuk ke sekolah. Polisi langsung menindaklanjuti laporan tersebut dengan menderek mobil DS menggunakan derek milik Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor,” kata Yunli.

Orang Tua Murid di Bogor Naik Pitam

Setelah mendapatkan laporan pada pukul 06.30 WIB, polisi segera bertindak untuk memastikan aktivitas di sekolah kembali normal.

Menurut Yunli, DS mengungkapkan bahwa tindakannya dilakukan karena kecewa anaknya tidak diterima melalui jalur zonasi.

“DS meminta agar anaknya diterima melalui jalur zonasi, namun permintaan tersebut ditolak sesuai SOP yang berlaku di sekolah. Akhirnya, DS memutuskan untuk memarkir mobilnya di gerbang sekolah sebagai bentuk protes,” tambah Yunli.

Polisi kemudian mengecek kepemilikan mobil Toyota Fortuner dengan nomor polisi F 1292 FB. Berdasarkan data di STNK, pemilik mobil tersebut adalah DS, yang juga merupakan anggota ormas di daerah Cibinong.

DS mengaku sengaja memarkirkan kendaraannya di gerbang sekolah karena anaknya tidak diterima di PPDB.

Polisi memastikan bahwa tidak ada kerusakan yang ditimbulkan oleh tindakan DS. DS hanya menghalangi pintu masuk sebagai bentuk protes.

“DS mengungkapkan bahwa rumahnya berada di belakang sekolah dan dia hanya ingin pihak sekolah mengetahui hal tersebut,” kata Yunli.