Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID- Patung Rajawali Realistis di Indramayu Viral di Media sosial pakai Dana Desa Rp180 juta dan tuai banyak pujian warganet

Setelah beberapa waktu lalu jagat maya dihebohkan oleh kemunculan patung biawak realistis di Wonosobo, kini giliran Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang menjadi perbincangan hangat warganet.

Sebuah patung burung rajawali raksasa yang berdiri megah di Desa Cipaat, Kecamatan Bongas, viral di media sosial karena bentuknya yang sangat realis dan mencuri perhatian banyak pihak.

Patung Rajawali Realistis di Indramayu Viral di Media Sosial

Tak hanya desainnya yang membuat takjub, tetapi juga informasi soal pembiayaannya yang dinilai sangat efisien, yakni hanya sekitar Rp180 juta.

Patung Rajawali ini dibangun tepat di halaman depan Kantor Desa Cipaat, menjadi ikon baru yang kini ramai dikunjungi warga lokal maupun wisatawan yang penasaran.

Dari segi fisik, patung tersebut memiliki tinggi sekitar 9 meter, dengan bentangan sayap mencapai 10 meter.

Posturnya yang besar dan detailnya yang menyerupai burung rajawali asli membuat banyak netizen membandingkan karya ini dengan patung-patung besar lainnya yang dibangun dengan dana jauh lebih besar.

Sebagai contoh, banyak pengguna media sosial mengaitkan patung rajawali ini dengan patung Penyu di Palabuhanratu.

Patung ini sempat menuai kontroversi lantaran menelan anggaran hingga Rp15 miliar, namun hasil akhirnya dianggap kurang memuaskan oleh sebagian masyarakat.

Hal inilah yang kemudian membuat publik memberikan respons positif terhadap patung Rajawali di Indramayu,

Karena meski dengan anggaran yang jauh lebih kecil, hasil yang diperoleh justru terlihat luar biasa dan memuaskan secara estetika.

Kepala Desa Turut Membantu dengan Dana Pribadi Miliknya

Kepala Desa Cipaat, Kusnadi, dalam keterangannya kepada media menyampaikan bahwa anggaran yang digunakan untuk pembangunan patung tersebut bersumber dari dua pihak, yakni Pendapatan Asli Desa (PADes) serta dana pribadi miliknya.

Menurut Kusnadi, jumlah biaya sebesar Rp180 juta itu sudah mencakup beberapa elemen tambahan di sekitar patung, seperti pagar pelindung dan pohon bonsai yang turut menambah kesan artistik di lingkungan kantor desa.

“Iya benar, total biayanya sekitar Rp180 juta. Tapi itu sudah termasuk pembangunan pagar dan penataan bonsai di sekelilingnya. Kami ingin tidak hanya membuat patung yang indah, tapi juga mempercantik kawasan sekitar kantor desa,” ujar Kusnadi saat diwawancarai pada Selasa, 13 Mei 2025.

Lebih lanjut, Kusnadi menjelaskan bahwa ide pembangunan patung tersebut berangkat dari identitas lokal Kecamatan Bongas yang memiliki julukan “Depok”, yang dalam istilah setempat merujuk pada habitat burung rajawali.

Oleh karena itu, kehadiran patung ini diharapkan dapat menjadi simbol kebanggaan warga desa serta menjadi ikon yang bisa menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Cipaat.

Proses Pembuatan Patung Relatif Singkat

Menariknya, proses pembangunan patung ini dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, yakni sekitar tiga bulan.

Dan dikerjakan oleh tenaga lokal bernama Supadi, yang juga diketahui menjabat sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) di desa tersebut.

Hal ini menambah nilai tersendiri karena proyek ini melibatkan langsung masyarakat setempat dan tidak menggunakan jasa vendor dari luar.

“Patung ini dikerjakan oleh Pak Supadi, warga kami sendiri. Jadi ini benar-benar hasil karya lokal. Bahkan berat patungnya diperkirakan lebih dari 20 ton dan bisa dinaiki pengunjung karena sangat kokoh,” tambah Kusnadi.

Reaksi publik terhadap patung Rajawali ini pun sangat beragam, namun sebagian besar bernada positif. Banyak yang memuji efisiensi anggaran serta kualitas hasil akhirnya.

Beragam Reaksi Warganet

Beberapa komentar netizen yang viral menyarankan agar pembangunan proyek seni atau monumen seperti ini tidak selalu harus menggunakan vendor mahal, tetapi bisa langsung melibatkan seniman lokal yang memiliki keterampilan mumpuni.

“Mau bikin patung bagus tidak harus pakai vendor mahal. Cukup tanya langsung ke seniman, tawar harga, dan lihat hasilnya. Ternyata bisa sebagus ini,” tulis seorang pengguna Instagram dalam kolom komentar.

Patung Rajawali ini kini menjadi daya tarik tersendiri di Desa Cipaat. Warga sekitar bahkan berharap kawasan tersebut dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata desa,

Mengingat daya tarik visual patungnya yang unik serta akses lokasinya yang cukup mudah dijangkau.

Dengan viralnya patung ini di media sosial, banyak yang berharap pemerintah daerah maupun desa-desa lainnya bisa menjadikan contoh ini sebagai inspirasi.

Proyek infrastruktur atau karya seni yang bernilai estetika tinggi tidak selalu harus mahal, selama direncanakan dengan baik, dikerjakan oleh tenaga ahli, dan memanfaatkan potensi lokal yang ada.