Paus Fransiskus Meninggal di Vatikan, Pidato Terakhir Serukan Damai untuk Gaza Sehari Sebelum Wafat

HAIJAKARTA.ID – Paus Fransiskus meninggal di Vatikan tepatnya di kediamannya pada Senin pagi.
Ia telah yang menjabat sejak 2013 dan dikenal luas karena keberaniannya dalam menyuarakan keadilan.
Tak hanya itu, ia juga menjabat sebagai kepala Gereja Katolik pertama yang berasal dari Amerika dalam kurun waktu berabad-abad.
Paus Fransiskus Meninggal di Vatikan, Pidato Terakhir Serukan Damai untuk Gaza
Sebelumnya, pada Minggu Paskah, ia tampil dari balkon Basilika Santo Petrus dan menyampaikan seruan perdamaian untuk Gaza, dalam pidato terakhirnya yang kini dikenang sebagai warisan kemanusiaan.
Dalam penampilannya yang terakhir, Paus menyampaikan keprihatinannya terhadap konflik berkepanjangan di Gaza.
“Saya ingin menyampaikan dukungan dan simpati kepada seluruh rakyat di Israel dan Palestina,” ujarnya kala itu melalui suara seorang ajudan.
Ia melanjutkan dengan menyerukan kepada para pihak yang bertikai untuk menghentikan permusuhan, membebaskan para sandera, dan membantu masyarakat yang terjebak dalam kelaparan dan ketidakpastian.
Dirawat karena Pneumonia
Paus diketahui sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit pada Februari lalu akibat pneumonia ganda.
Meski dalam kondisi menurun, ia tetap mengikuti perkembangan konflik di Gaza secara harian melalui sambungan telepon ke satu-satunya paroki Katolik di wilayah tersebut.
Kritik Keras terhadap Serangan Israel
Sepanjang konflik Israel-Gaza, pemimpin umat Katolik dunia ini secara rutin melontarkan kritik pedas terhadap tindakan militer Israel.
Dalam buku terbarunya Hope Never Disappoints: Pilgrims Towards a Better World, ia menyinggung bahwa kondisi yang terjadi di Gaza memiliki karakteristik genosida menurut para pakar.
“Beberapa pihak menilai bahwa apa yang sedang berlangsung di sana layak dikaji apakah sudah memenuhi definisi genosida dalam kerangka hukum internasional,” tulisnya dalam buku tersebut.
Israel Marah atas Pernyataan Paus
Pada Desember lalu, Kementerian Luar Negeri Israel memanggil Duta Besar Vatikan, Uskup Agung Adolfo Tito Yllana, sebagai respons atas pernyataan keras Paus yang menyebut Israel melakukan “kekejaman” dengan menyasar rumah sakit dan sekolah.
“Ketika anak-anak menjadi korban ledakan bom, itu bukanlah peperangan. Itu kekejaman,” ucapnya saat itu.
Meski dalam masa pemulihan, Paus tetap menunjukkan komitmen terhadap misi kemanusiaannya.
Ia bahkan kembali menjalankan tugas spiritual dan diplomatik di tengah kondisi kesehatannya yang rapuh.
Kini, dunia mengenang sosoknya sebagai tokoh yang tak henti menyerukan perdamaian, khususnya terkait konflik Israel dan Gaza yang tak kunjung usai.