Pemilik Lapangan Padel yang Ambruk di Taman Villa Meruya Bantah Kelalaian Teknis, Sebut Hujan Jadi Penyebab
HAIJAKARTA.ID – Pemilik lapangan padel yang ambruk di Taman Villa Meruya, Kembangan, Jakarta Barat, akhirnya buka suara.
Ia membantah tudingan bahwa peristiwa ambruknya atap sarana olahraga tersebut disebabkan oleh kelalaian teknis pihak pengelola.
Wawa Lukman, pemilik Anwa Racquet Club, menjelaskan bahwa kejadian itu murni akibat cuaca ekstrem yang melanda kawasan Jakarta Barat.
“Ini benar-benar musibah, bukan kesalahan siapa pun. Hujan dan angin terlalu kuat, hingga menyebabkan hal yang tidak kami harapkan,” tutur Wawa kepada wartawan, Minggu (27/10/2025).
Pemilik Lapangan Padel yang Ambruk di Taman Villa Meruya Buka Suara
Wawa memastikan tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam insiden lapangan padel yang ambruk di Taman Villa Meruya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya langsung mengevakuasi seluruh peserta pertandingan dan para penonton begitu kejadian terjadi.
“Begitu terdengar suara ambruk, kami segera menutup area dan melarang siapa pun mendekat. Setelah situasi mulai tenang, kami bantu semua orang untuk keluar dari lokasi,” jelasnya.
Ia merasa bersyukur karena seluruh peserta dan penonton berhasil keluar dengan selamat tanpa cedera.
“Yang terpenting adalah tidak ada korban jiwa. Soal kerugian bisa dicari lagi, tapi nyawa manusia tidak bisa tergantikan,” tambah Wawa.
Lapangan Padel di Taman Villa Meruya
Wawa juga menegaskan bahwa fasilitas olahraga miliknya telah memiliki izin resmi sejak awal beroperasi empat bulan lalu.
“Tempat ini berizin lengkap. Kalau tidak, tidak mungkin bisa berdiri sebesar ini dan digunakan untuk turnamen nasional,” ujarnya.
Ia menekankan, pihaknya akan segera melakukan evaluasi menyeluruh setelah proses investigasi kepolisian selesai.
“Kami akan memperkuat struktur bangunan agar lebih aman. Saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan dari pihak kepolisian, jadi belum bisa kami perbaiki,” ungkapnya.
Ditutup Sementara, Akan Dibangun Kembali
Lapangan padel tersebut akan ditutup sementara waktu hingga proses penyelidikan selesai.
“Kami bertanggung jawab penuh. Setelah ini kami akan bangun lagi, tapi dengan struktur yang lebih kokoh,” tegas Wawa.
Terkait nilai kerugian, Wawa enggan menyebutkan angka pastinya. Namun, ia mengakui bahwa biaya pembangunan fasilitas tersebut cukup besar.
“Nilainya besar sekali, karena membangun tempat seperti ini tidak murah. Tapi kami tetap bersyukur, karena semua selamat,” katanya.
Selain itu, Wawa menyampaikan rasa terima kasih kepada panitia The Prime Open Tournament yang tetap tenang dan kooperatif setelah kejadian.
“Kami sangat menghargai sikap panitia. Walau kecewa, mereka tetap berbesar hati dan tidak memperkeruh suasana. Itu sangat kami apresiasi,” ucapnya.

