Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencanangkan program Kampung Siaga Tuberkulosis (TBC), dalam upaya menekan angka kasus penyakit tersebut.

Program Kampung Siaga TBC ini ditargetkan selesai pada September 2024 dan bertujuan untuk merealisasikan Jakarta bebas TBC pada tahun 2030.

Inisiatif ini melibatkan 267 Rukun Warga (RW) di seluruh Jakarta, dengan fokus pada pendataan warga dan penekanan penyebaran TBC.

Kampung Siaga TBC akan mempromosikan kesehatan dan memberdayakan masyarakat melalui pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), serta menggunakan inovasi untuk mempercepat penanggulangan TBC.

Berdasarkan data terbaru, Jakarta masih menghadapi tantangan besar dengan lebih dari 60 ribu kasus TBC baru setiap tahun, dan 16% di antaranya adalah anak-anak.

Program ini diharapkan tidak hanya menekan angka penularan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan dan pengobatan TBC.

Penyelenggaraan Kampung Siaga TBC

Berdasarkan unggahan dari akun Instagram @dkijakarta, Kamis (16/5/2024) mengatakan inisiatif Kampung Siaga TBC merupakan bagian dari aksi Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis, yang telah diatur dalam Keputusan Gubernur No. 712 Tahun 2023.

Program ini akan diinisiasi di 267 Rukun Warga (RW) di seluruh wilayah DKI Jakarta dan direncanakan berlangsung dari Mei hingga September 2024.

Upaya dan Inovasi

Upaya Menekan kasus TBC

Dalam pembangunan Kampung Siaga TBC, beberapa upaya dan inovasi telah dirancang untuk mempercepat penanggulangan TBC. Beberapa di antaranya adalah:

Inovasi Percepatan Penanggulangan TBC

Menggunakan teknologi dan pendekatan baru untuk meningkatkan efektivitas deteksi dan pengobatan TBC.

Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Memberikan pelatihan dan sumber daya kepada masyarakat untuk membantu mendeteksi dan melaporkan kasus TBC.

Promosi Kesehatan di Kampung Siaga TBC

Menyebarluaskan informasi tentang pencegahan dan pengobatan TBC di komunitas-komunitas yang telah dibentuk.

Perkembangan Kasus TBC di Jakarta

Saat ini, Jakarta masih menghadapi tantangan besar dalam penanganan TBC.

Berdasarkan data terbaru, lebih dari 60 ribu kasus TBC baru tercatat setiap tahun, dengan 16% di antaranya adalah pasien anak-anak.

Sebanyak 14% dari seluruh penderita TBC baru belum menjalani pengobatan, dan 14% pasien mengalami putus pengobatan.

Setiap hari, ditemukan 166 penderita TBC baru di Jakarta. Pada tahun 2023, 1.344 pasien TBC meninggal dunia, yang berarti rata-rata empat orang per hari.

Dari 5.739 penderita diabetes melitus (DM) yang diskrining untuk TBC, 19% di antaranya positif TBC.

Ajakan untuk Hidup Sehat

Pemprov DKI Jakarta juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat sebagai langkah pencegahan TBC.

Warga diminta segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala seperti batuk berdahak lebih dari dua minggu, batuk berdarah, sesak napas, atau demam yang timbul dan hilang.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan melalui Kampung Siaga TBC dan dukungan penuh dari masyarakat, Jakarta berkomitmen untuk mencapai target bebas TBC pada tahun 2030.

Program ini diharapkan tidak hanya menekan angka penularan TBC, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan dan pengobatan penyakit ini.