sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID –  Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berkoordinasi dengan Polres Metro Jakarta Pusat menjemur 170 pelajar di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (3/6/2024).

Pasalnya beberapa hari lalu, sejumlah pelajar ini sudah pernah diamankan petugas karena mengikuti konvoi yang diduga merupakan aksi tawuran saat menjelang buka puasa di kawasan Jakarta Pusat.

Para orang tua dari siswa yang diamankan juga turut dihadirkan dalam kejadian tersebut. Bahkan, mereka ikut berbaris bersama para pelajar saat dijemur di tengah lapangan.

Para orang tua dari siswa yang diamankan juga turut dihadirkan
Para orang tua dari siswa yang diamankan juga turut dihadirkan (Foto: Youtube @Suaradotcom)

Selain dijemur dengan berbaris di lapangan, para orang tua dari siswa yang diamankan juga mendengarkan nasihat dari beberapa pejabat, termasuk Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, Plt Kepala Dinas Pendidikan Purwosusilo, dan Kepala Satpol PP DKI Arifin.

Sebelum membubarkan diri, para pelajar juga diminta untuk membacakan pernyataan agar tidak lagi mengulangi kesalahan serupa. Kemudian, mereka diminta untuk bersimpuh dan mencium kaki orang tua masing-masing.

Kapolres Susatyo menyatakan bahwa 170 pelajar yang terjaring dalam kejadian ini diamankan selama kegiatan patroli dalam sepekan terakhir di wilayahnya. Ia menambahkan bahwa saat ini banyak pelajar yang melakukan konvoi namun seringkali berujung pada tawuran atau keributan.

“Setidaknya dalam seminggu ini viral ramai di medsos terkait dengan konvoi pelajar yang kemudian berkembang menjadi tawuran di jalanan, salemba, kemudian ada juga di kawasan gunung sahari dan sebagainya,” ujar Susatyo.

Banyak dari para siswa ini dituduh melakukan konvoi dengan alasan membagikan takjil. Namun, pada kenyataannya, mereka malah terlihat membawa bendera dan petasan.

Langkah-langkah keamanan ini diambil sebagai upaya pencegahan. Sebab, jika dilewatkan, kemungkinan besar akan terjadi konflik saat bertemu dengan kelompok lainnya.

“Kami tidak ingin anak-anak kami, adik-adik kami semua ini harus meregang nyawa sia sia di jalanan dan sudah banyak buktinya, atau itu ketabrak mobil atau itu lakukan kekerasan senjata tajam dan sebagainya bahkah diantatanya ada anak-anak remaja putri,” imbuhnya.

Para pelajar ini tidak hanya ditangkap karena terlibat tawuran atau membawa senjata tajam. Mereka juga dinilai melanggar aturan lalu lintas karena tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).

“80 motor kami lakukan penindakan, kami lakukan penilangan, ada 26 petasan, 18 bendera dan sebagainya dan sangat disayangkan adalah dua diantaranya karena kami lakukan tes urine positif narkoba,” katanya.

Sampai sekarang belum ada informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut sampai berita ini dibuat.