HAIJAKARTA.ID – Kampanye soal pengentasan banjir sebaiknya tidak diumbar calon Gubernur DKI Jakarta dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.

Himbauan mengenai kampanye soal pengentasan banjir ini dituturkan oleh Peneliti dari Lembaga Demografi FEB UI, Dr. Chotib Hasan, M.Si.

Chotib menekankan bahwa masalah banjir di Jakarta merupakan persoalan yang sangat kompleks dan historis.

Kampanye Soal Pengentasan Banjir di Jakarta

“Jakarta merupakan tempat bermuaranya 13 sungai. Jadi untuk siapa yang menjadi Gubernur DKI Jakarta nanti, mungkin saya sarankan tidak perlu menyinggung masalah atasi banjir. Banjir ini sudah terjadi sejak dahulu, Zaman Belanda,” ujar Chotib dalam sebuah diskusi daring “Urban Dialogue”, Kamis (27/6/2024).

Ke-13 sungai yang dimaksud adalah Mookevart, Angke, Pesanggrahan, Grogol, Krukut, Baru Barat, Ciliwung, Baru Timur, Cipinang, Sunter, Buaran, Jati Kramat, dan Cakung. Sungai-sungai ini mengalir melalui berbagai wilayah Jakarta, membuat ibu kota rentan terhadap banjir.

Kondisi Geografis Jakarta

Selain faktor sungai, Chotib juga menjelaskan bahwa Jakarta secara geografis terletak di pantai utara Pulau Jawa. Jika dibagi secara geografis, wilayah Jakarta terdiri dari tiga bagian utama: utara, tengah, dan selatan.

  • Utara: Daerah aluvial atau dataran banjir.
  • Tengah: Lipatan pegunungan.
  • Selatan: Dataran tinggi.

“Jakarta bagian utara merupakan daerah aluvial, sedangkan tengah dan selatan juga merupakan lipatan pegunungan dan dataran tinggi. Hal ini menyebabkan Jakarta mesti banjir setiap tahun,” jelas Chotib.

Sejarah Banjir di Jakarta

Chotib mengingatkan bahwa banjir di Jakarta bukanlah fenomena baru. Banjir telah menjadi masalah sejak zaman penjajahan Belanda dan berlanjut hingga saat ini sebagai dampak pembangunan.

“Dataran rendah Jakarta ini 0 dari permukaan laut,” ujarnya.

Sorotan dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD DKI Jakarta

Masalah banjir menjadi salah satu sorotan dalam Rapat Paripurna Istimewa yang digelar untuk memperingati HUT ke-497 kota Jakarta pada 22 Juni lalu.

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, menyatakan bahwa meskipun Jakarta telah mencapai banyak kemajuan dalam bidang infrastruktur modern, pelayanan publik, dan berbagai inovasi lainnya, masalah banjir masih belum terselesaikan.

“Pada usia Jakarta ke-497, sudah banyak pencapaian yang sudah diraih kota ini seperti infrastruktur modern, pelayanan publik yang terus meningkat, dan berbagai inovasi lainnya. Namun, masalah banjir termasuk yang belum terselesaikan hingga saat ini,” kata Prasetyo.