Pengumuman! BI Sebut Uang Pecahan Rp 10 Ribu Emisi Tahun 2005 Sudah Tidak Berlaku Lagi
HAIJAKARTA.ID- BI sebut uang pecahan Rp 10 Ribu emisi tahun 2005 sudah tidak berlaku lagi!
Menurut Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumsel Ricky Perdana Gozali usai Memorabilia Uang Rupiah Pecahan 10.000 Tahun Emisi 2005 di Museum Balaputra Dewa, Palembang, Kamis, mengatakan uang Rp10 ribu emisi 2005 seharusnya telah ditarik sejak 2010.
Uang kertas ini memiliki ciri khas warna ungu terang, dengan gambar pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II di bagian depan, serta ilustrasi Rumah Limas di bagian belakang.
Namun, masyarakat diberi kesempatan hingga lima tahun berikutnya untuk menukarkan uang tersebut di bank.
Uang Pecahan Rp 10 Ribu Tidak Bisa Lagi Ditukarkan
Sayangnya, saat ini uang pecahan Rp 10 ribu tahun 2005 tidak lagi bisa ditukarkan di bank mana pun.
Namun, bagi yang masih menyimpan uang ini masih ada opsi lain. Uang tersebut kini bisa dijadikan sebagai barang koleksi pribadi atau dijual ke kolektor yang tertarik dengan uang kuno.
Meski tidak lagi berfungsi sebagai alat tukar resmi, nilai sejarah dan visual dari uang ini masih diminati oleh sejumlah kolektor yang melihatnya sebagai barang berharga.
Bagi yang tertarik mengoleksi atau menjualnya, pastikan kondisi uang tetap terjaga karena kolektor cenderung mencari uang yang masih dalam kondisi baik.
Uang Pecahan Rp 10 Ribu Emisi 2022 Gantikan Edisi Lama
Uang pecahan Rp 10 ribu edisi terbaru, emisi 2022, menampilkan Pahlawan Nasional Frans Kaisiepo dengan dominasi warna ungu. Rozali menegaskan bahwa uang ini kini yang berlaku menggantikan edisi lama.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Sumatera Selatan, Elen Setiadi, berharap peresmian Memorabilia ini dapat meningkatkan kunjungan pariwisata di Sumsel, sehingga ekonomi masyarakat dapat terdongkrak.
Elen mengapresiasi acara tersebut karena memperkenalkan lebih dalam nilai sejarah Rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa, terutama bagi pelajar.
Lebih lanjut, Elen menyoroti pentingnya uang pecahan Rp 10 ribu tahun emisi 2005 karena menampilkan ikon tradisional Sumatera Selatan, yakni Rumah Limas.
Rumah Limas mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya luhur yang diwariskan oleh masyarakat setempat.
Momorabilia Sebagai Pengingat Pentingnya Rupiah
Sebagai simbol budaya dan sejarah, uang ini memperkuat identitas Sumsel dalam konteks sejarah bangsa Indonesia.
“Sebagai Pj Gubernur Sumatera Selatan, saya merasa bangga bahwa Sumatera Selatan menjadi bagian dari sejarah bangsa melalui representasi budaya lokal yang ada pada Rupiah kita,” Jelasnya.
Selain itu, Elen mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk menjadikan momen ini sebagai pengingat akan pentingnya rupiah.
Rupiah tidak hanya sebagai alat tukar, tetapi juga sebagai simbol persatuan nasional dan penjaga warisan budaya yang menyatukan keberagaman dari Sabang sampai Merauke.
Bagi yang ingin lebih mengenal tentang Rupiah dan sejarahnya, acara seperti Memorabilia ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendalami nilai-nilai penting yang terkandung dalam uang Rupiah.