Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Perdana, presiden Prabowo bakal memimpin jalannya upacara Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2025.

Upacara Hari Kesaksian Pancasila ini akan berlangsung di Monumen Lubang Buaya, Jakarta.

Prabowo Pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila

Di lokasi upacara, tenda dan persiapan lainnya telah selesai dikerjakan.

Sejumlah pejabat Kabinet Merah Putih juga terlihat hadir, antara lain Mensesneg Prasetyo Hadi serta Kepala Bakom Angga Raka Prabowo.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober merupakan amanat Keputusan Presiden No. 153 Tahun 1967 yang ditetapkan oleh Presiden ke-2 RI, Soeharto.

Upacara ini menjadi simbol penghormatan terhadap jasa para pahlawan revolusi yang gugur pada peristiwa G30S tahun 1965.

Peristiwa tersebut merenggut nyawa:

Jenderal A.H. Nasution

Letjen Ahmad Yani

Mayjen R. Soeprapto

Mayjen M.T. Harjono

Mayjen S. Parman

Brigjen D.I. Pandjaitan

Brigjen Soetojo S

Lettu Czi P.A. Tendean

Brigadir Polisi Tingkat I K.S. Tubun.

Korban lainnya adalah Ade Irma Suryani Nasution.

Imbauan Pengibaran Bendera

Sehari sebelum upacara, pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan mengimbau seluruh instansi, sekolah, kantor pemerintahan, hingga perwakilan RI di luar negeri agar mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang pada 30 September 2025.

Kemudian pada 1 Oktober 2025 mulai pukul 06.00 waktu setempat, bendera dikibarkan penuh.

Imbauan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor 8417/MK.L/TU.02.023/2025 yang menegaskan pentingnya momen Hari Kesaktian Pancasila untuk meneguhkan komitmen kebangsaan.

Kilas Balik Sejarah Hari Kesaktian Pancasila

Penetapan Hari Kesaktian Pancasila tidak terlepas dari tragedi G30S 1965, salah satu peristiwa paling berdarah dalam sejarah Indonesia.

Selain menewaskan tujuh pahlawan revolusi, peristiwa itu juga memicu pembantaian terhadap anggota dan simpatisan PKI di berbagai daerah.

Sejarawan Benedict Anderson memperkirakan sedikitnya setengah juta orang menjadi korban.

Berbagai karya seperti buku Pembantaian PKI di Jawa dan Bali 1965–1966 karya Robert Cribb serta Musim Menjagal karya Geoffrey B. Robinson turut menyingkap sisi gelap sejarah tersebut.

Meski demikian, hingga kini masih terdapat beragam versi mengenai siapa dalang utama di balik peristiwa G30S, mulai dari PKI yang dipimpin DN Aidit, konflik internal Angkatan Darat, hingga dugaan keterlibatan pihak asing dan tokoh-tokoh nasional kala itu.