Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Kepala Dinas Kebudayaan Jakarta, Iwan Henry Wardhana, menjalani pemeriksaan intensif oleh aparat Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jakarta terkait dugaan korupsi.

Ia diduga terlibat dalam kasus penyelewengan dana daerah senilai Rp150 miliar melalui kegiatan fiktif.

Penggeledahan berlangsung selama lebih dari 12 jam di kantor Dinas Kebudayaan Jakarta di Jalan Gatot Subroto, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, serta empat lokasi lainnya.

Dari operasi tersebut, aparat berhasil menyita ratusan stempel palsu yang diduga digunakan untuk membuat laporan pertanggungjawaban palsu.

Per Kamis (19/12/2024), Iwan Henry Wardhana telah dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Kebudayaan Jakarta.

Profil Iwan Henry Wardhana

Iwan Henry Wardhana merupakan aparatur sipil negara (ASN) dengan pengalaman lebih dari tiga dekade di Pemprov DKI Jakarta.

Kariernya dimulai pada tahun 1994 sebagai Staf Tata Usaha di Kelurahan Jati, Jakarta Timur, saat ia baru berusia 18 tahun.

Iwan menyelesaikan pendidikan S1 di bidang Ekonomi di Universitas Trisakti pada tahun 1998, dilanjutkan dengan gelar Master in Urban Development dari Universitas Indonesia pada 2004.

Saat ini, ia sedang menempuh program doktor di bidang Kajian Strategis dan Global di Universitas Indonesia.

Perjalanan Karier

Selama 26 tahun berkarier, Iwan telah menempati berbagai posisi strategis di Pemprov DKI Jakarta. Beberapa di antaranya adalah:

  • 2007-2012: Kepala Penyusunan Program di Dinas Kebersihan DKI Jakarta.
  • 2015: Pegawai di Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri (KDH dan KLN).
  • 2017: Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Timur.
  • 2020: Kepala Dinas Kebudayaan Jakarta.

Penunjukan Iwan sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dilakukan oleh Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta saat itu.

Posisi ini diembannya sejak Januari 2020, menjadikannya kepala dinas pertama setelah Dinas Kebudayaan berdiri sebagai entitas terpisah dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Prinsip dan Dedikasi

Dalam sebuah wawancara pada 2020, Iwan menyatakan, “Latar belakang keilmuan saya tidak hanya di kebudayaan, tetapi juga ekonomi dan pengembangan perkotaan. Saya percaya usaha keras adalah kunci, bukan keberuntungan.”

Iwan juga mengungkapkan bagaimana ia harus berjuang keras sejak usia muda.

“Saya bekerja sambil kuliah, bahkan sempat magang di Tokyo pada 2007. Perjalanan ini penuh tantangan, tetapi dengan tekad kuat, semuanya bisa dicapai,” ujar Iwan.

Namun, karier panjang dan dedikasinya kini berada dalam sorotan tajam setelah dugaan korupsi yang melibatkan Dinas Kebudayaan mencuat.

Penyelidikan lanjutan akan menentukan bagaimana kasus ini berkembang dan dampaknya terhadap institusi terkait.