sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mengungkapkan keinginannya untuk meningkatkan aksesibilitas transportasi umum di Kota Jakarta.

Rencana meningkatkan aksesibilitas transportasi umum akan ditargetkan setiap 500 meter masyarakat bisa menemukan transportasi umum, yang diharapkan akan meningkatkan kenyamanan dan efisiensi mobilitas warga.

Kepala Unit Pengelola Sistem Jalan Berbayar Elektronik (SPBE) Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Zulkifli, menyatakan bahwa rencana ini adalah bagian dari strategi penyediaan transportasi umum dengan pendekatan kewilayahan.

“Kmai berharap, program yang sudah berjalan sekitar 80% di dua tahun kedepan bisa maksimal. Itu tartinya perlu dibangun SAUM atau Sistem Angkutan Umum setiap 500 meter,” katanya saat memberikan keterangan di lokasi area Hotel All Season Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (4/7/2024).

Sejauh ini, 87,5% wilayah Jakarta sudah memiliki akses transportasi umum.

Rencananya, dalam dua tahun ke depan, 100% wilayah Jakarta akan terlayani oleh transportasi umum yang terintegrasi, memungkinkan warga untuk menemukan transportasi umum setiap 500 meter.

Zulkifli menjelaskan bahwa sebelumnya, strategi penyediaan transportasi umum di Jakarta lebih berfokus pada sistem koridor, yang membuat transportasi umum hanya tersedia di koridor-koridor tertentu.

“Kita buat nanti menyebar. Selama ini kan aksesnya di buat sulit. Dari koridor 1-13 (corridor base), sehingga dinilai hanya di tempat itu yang ramai. Nanti akan dipisah, people near transit,” jabarnya.

Dengan pendekatan baru ini, Pemprov DKI Jakarta berharap transportasi umum dapat lebih merata ke seluruh wilayah. Zulkifli menegaskan kembali target besarnya yaitu warga Jakarta bisa menemukan layanan transportasi umum setiap 500 meter sekali.

Baik itu bus Transjakarta, MRT, LRT, maupun feeder seperti mikrotrans atau bus kecil.

“Kita akan mudahkan akses transportasi umumnya supaya siapa saja bisa dengan mudah menikmati moda ini,” tegas Zulkifli.

Rencana ini dinilai tidak hanya mempermudah mobilitas warga, tetapi juga mengurangi kemacetan dan polusi udara di Jakarta dengan mendorong lebih banyak orang untuk menggunakan transportasi umum.