Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Inilah rincian nominal kekayaan bos tambang Raja Ampat PT Gag Nikel.

Anak perusahaan PT Aneka Tambang Tbk, yakni PT Gag Nikel, menjadi sorotan tajam setelah aktivitas tambangnya diduga menyebabkan kerusakan lingkungan di wilayah Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Menanggapi isu ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menghentikan sementara operasi perusahaan sejak Kamis, 5 Juni 2025.

“Kegiatan produksi mereka kami bekukan dulu. Kami perlu lakukan verifikasi di lapangan,” ujar Bahlil saat konferensi pers di Kementerian ESDM, Kamis (6/6/2025).

Di tengah ramainya isu tersebut, publik pun menyoroti nominal kekayaan bos tambang yang memimpin PT Gag Nikel.

Sosok Arya Arditya Kurnia, Bos PT Gag Nikel

Berdasarkan informasi dari laman resmi perusahaan, posisi Pelaksana Tugas (Plt) Presiden Direktur PT Gag Nikel saat ini dijabat oleh Arya Arditya Kurnia.

Selain itu, ia juga menjabat sebagai Direktur Operasi.

Nama Arya mencuat ke publik saat dirinya memberikan pernyataan terkait aktivitas tambang yang dijalankan perusahaannya di Raja Ampat.

Ia menegaskan bahwa pihaknya akan bersikap terbuka dan bekerja sama dengan pihak pemerintah.

“Kami siap membantu dan mendukung proses verifikasi serta pendalaman yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup,” ucap Arya dalam keterangannya yang dikutip Selasa (10/6/2025).

Arya juga memastikan bahwa lokasi tambang Gag Nikel tidak masuk dalam wilayah resmi Geopark Raja Ampat. Ia mengklaim bahwa Pulau Gag berada cukup jauh dari empat pulau utama yang termasuk dalam kawasan Geopark.

Rincian Nominal Kekayaan Bos Tambang Raja Ampat

Publik kini menyoroti nominal kekayaan bos tambang Raja Ampat Arya Arditya Kurnia, yang rutin menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

Dalam catatan KPK, Arya sudah delapan kali melaporkan hartanya, pertama kali pada tahun 2017.

Data Harta Kekayaan Arya Arditya Kurnia

Pelaporan LHKPN per 31 Desember 2024

A. Tanah dan Bangunan – Rp 2.047.605.000

Tanah dan bangunan seluas 90 m² / 45 m² di Kabupaten/Kota Bogor (hasil sendiri): Rp 472.605.000

Tanah dan bangunan seluas 159,77 m² / 132 m² di Kabupaten/Kota Bogor (hasil sendiri): Rp 1.575.000.000

B. Alat Transportasi dan Mesin – Rp 1.154.000.000

Motor BMW G310R (2017) (hasil sendiri): Rp 70.000.000

Mobil VW Tiguan Allspace (2022) (hasil sendiri): Rp 534.000.000

Mobil Peugeot New 5008 A/T Allure FL (2022) (hasil sendiri): Rp 550.000.000

C. Harta Bergerak Lainnya: Rp 415.000.000

D. Surat Berharga: Rp 0

E. Kas dan Setara Kas: Rp 1.859.130.945

F. Harta Lainnya: Rp 299.316.651

Sub Total Harta

Rp 5.775.052.596

II. Hutang

Rp 784.104.539

III. Total Kekayaan Bersih (I – II)

Rp 4.990.948.057

Mulai 2017- Sekarang

2017 (Mine Operation Manager Antam): Rp 1,07 miliar

2018: Turun menjadi Rp 781 juta

2019 (VP Gag Nikel): Rp 993 juta

2020: Rp 721 juta

2021: Naik jadi Rp 1,39 miliar

2022 (Chief of Operation Management Antam): Rp 3,55 miliar

2023: Rp 4,04 miliar

2025 (Terakhir, 29 Maret): Rp 4,99 miliar

Arya tercatat memiliki dua bidang properti di Bogor dengan luas antara 90–159 meter persegi, serta tiga kendaraan pribadi: motor BMW G310R, VW Tiguan Allspace, dan Peugeot 5008 Allure.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq sebelumnya menyampaikan bahwa pihaknya akan meninjau kembali persetujuan lingkungan terhadap empat perusahaan tambang nikel di Raja Ampat.

Ia merujuk pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 serta putusan Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi yang melarang tambang di pulau kecil.