Rombongan Orang Jubah Putih Ritual di Gunung Lawu Viral, Aksi Mirip Tawaf Terekam Kamera Pendaki

HAIJAKARTA.ID – Puluhan orang mengenakan jubah putih terekam menggelar ritual spiritual di puncak Hargo Dumilah, Gunung Lawu, Jawa Tengah.
Video yang menampilkan aktivitas tersebut sontak viral dan mengundang berbagai reaksi publik.
Orang Jubah Putih Ritual di Gunung Lawu Viral
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Karanganyar memberikan perhatian serius terhadap peristiwa itu.
Kepala Disparpora Karanganyar, Hari Purnomo, menyebut bahwa Gunung Lawu adalah area pendakian umum dan bukan tempat ibadah khusus.
“Itu kan jalur pendakian, bukan lokasi peribadatan,” tegas Hari saat dikonfirmasi, Senin (14/7/2025).
Hari Purnomo menekankan pentingnya menjaga norma dan etika saat melakukan kegiatan keagamaan atau spiritual di ruang publik seperti Gunung Lawu.
Ia menyebut ritual yang melibatkan rombongan besar baru pertama kali terlihat di kawasan tersebut.
“Kejadian seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam skala besar seperti itu,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa petugas di pintu masuk jalur pendakian, baik dari Cemoro Sewu maupun Candi Ceto, tidak memiliki data lengkap mengenai identitas rombongan jubah putih tersebut.
Jalur Cemoro Sewu Jadi Titik Awal Pendakian Kelompok Ritual
Rombongan tersebut diketahui memulai pendakian dari jalur Cemoro Sewu, Jawa Timur, pada Kamis, 10 Juli 2025.
Mereka mengenakan pakaian pendakian biasa saat mulai naik, sebelum akhirnya melakukan ritual di area Hargo Dumilah.
Menurut informasi yang beredar, kelompok tersebut merupakan bagian dari aliran kepercayaan lokal. Hal itu diungkapkan oleh Eko Sapardi Memora, relawan dari Cemoro Sewu.
“Mereka itu sepertinya dari aliran kejawen atau kepercayaan tertentu. Berdoa memang, tapi saya kurang tahu detailnya,” jelas Eko.
Dalam video yang viral di media sosial, rombongan tersebut terlihat duduk bersila menghadap Tugu Triangulasi sambil menyanyikan langgam Jawa berisi pujian kepada Tuhan.
Di video lain, orang jubah putih ritual di Gunung Lawu ini tampak berjalan memutar searah jarum jam di sekitar tugu, menyerupai tawaf yang dilakukan dalam ibadah haji.
Aksi tersebut menjadi sorotan karena dilakukan di area terbuka yang menjadi lokasi favorit pendakian masyarakat.
Kepala Disparpora menyebut kegiatan seperti itu berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan jika dilakukan tanpa izin.
“Kalau memang ingin beribadah, sebaiknya dilakukan di tempat yang memang ditujukan untuk itu, bukan area publik,” imbuh Hari.
Pernyataan Relawan Gunung Lawu
Relawan Anak Gunung Lawu (AGL), Best Haryanto, juga mengonfirmasi keberadaan kelompok itu.
Ia mengatakan rombongan sempat mampir ke Bancolono, sebuah titik spiritual di Tawangmangu, namun tidak memberikan keterangan lebih lanjut.
Sementara itu, Hari Purnomo berharap kejadian serupa tidak terulang.
Pihaknya berencana memperketat pengawasan jalur pendakian untuk mencegah penggunaan kawasan umum sebagai tempat ibadah skala besar tanpa izin.