sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Tujuh tahanan dan narapidana, termasuk seorang gembong narkoba bernama Murtala bin Ilyas, melarikan diri dari Rutan Kelas I Salemba, Jakarta Pusat, pada Selasa (12/11/2024) sekitar pukul 07.50 WIB.

Peristiwa ini terjadi saat petugas Rutan sedang melakukan serah terima jaga antara regu malam dan regu pagi.

Rutan Salemba Gandeng Polda Aceh Lakukan Pengejaran Napi

Ketika pengecekan dilakukan, ditemukan bahwa kamar Blok S yang menjadi tempat para tahanan ini berada dalam keadaan terkunci dari dalam, dengan terali besi ventilasi dekat kamar mandi telah terpotong.

Menurut Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta, Tonny Nainggolan, para tahanan menggunakan gorong-gorong sebagai jalur pelarian mereka.

Hingga kini, pihak Rutan Salemba telah berkoordinasi dengan kepolisian, termasuk Polda Aceh dan Polda Jawa Barat, untuk memburu para tahanan kabur tersebut.

“Kami telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, kejaksaan dan pengadilan yang menangani kasus ini. Bahkan kami juga sudah mengirimkan surat kepada Polda Aceh dan Polda Jabar,” kata Tonny Nainggolan.

Identitas Tahanan Napi yang Kabur

Berikut adalah daftar nama ketujuh tahanan dan narapidana yang kabur dari Rutan Salemba:

  • Murtala bin Ilyas (43)
  • Meri Janwar bin Zainal Abidin (39)
  • Maulana bin Sulaiman (29)
  • Wahyudin bin Tamrin (47)
  • Annas Alkarim bin Rusli (22)
  • Agus Salim bin Nurdin (27)
  • Jamaludin bin Ibrahim (29)

Identitas ini juga dikonfirmasi oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, yang menyatakan bahwa Murtala adalah salah satu dari tujuh tahanan yang kabur.

Murtala sebelumnya ditangkap oleh Polres Metro Jakarta Barat atas kasus narkoba.

Langkah-Langkah Keamanan dan Peringatan untuk Masyarakat

Selain koordinasi dengan berbagai pihak penegak hukum, Tonny Nainggolan mengimbau masyarakat untuk segera melapor jika melihat keberadaan para tahanan kabur ini.

Upaya pencarian terus dilakukan, sementara investigasi lebih lanjut mengenai modus pelarian dan alat bantu yang digunakan juga sedang digelar.

Kasus ini menjadi peringatan bagi Rutan Salemba untuk meningkatkan sistem keamanan serta pengawasan pada area rawan pelarian seperti ventilasi dan gorong-gorong.