Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Lima personel Satgas Unit Pengelola Sampah (UPS) Badan Air Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, telah menunjukkan kreativitas luar biasa dengan menciptakan limbah plastik jadi busana tradisional.

Inisiatif ini dimulai pada Juni 2024, dengan tujuan mengubah sampah plastik menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis.

Proses Pembuatan Limbah Plastik Jadi Busana Tradisional

Setiap hari, usai jam kerja atau saat waktu istirahat, kelima anggota Satgas—Rudi Salam (47), Lusiana Simbolon (39), Megawati (49), Yuniarsih (47), dan Hana Febri (26), mengumpulkan berbagai jenis sampah plastik.

Mereka membersihkan, menyulam, dan merangkai plastik tersebut menjadi busana tradisional serta sandal.

Rudi Salam, yang juga bertindak sebagai koordinator, menjelaskan bahwa ide membuat busana dari sampah plastik muncul ketika mereka akan mengikuti parade perahu berbahan dasar botol dan galon di Kanal Banjir Timur (KBT).

Parade tersebut mewajibkan peserta mengenakan pakaian tradisional daerah.

“Kegiatan itu jadi inspirasi bagi saya dan teman untuk mendaur ulang plastik jadi baju daerah,” ungkap Rudi.

Tantangan dan Hasil Karya

Dalam proses pembuatan, setiap anggota memiliki tugas khusus, seperti membuat pola, menyetrika plastik agar merekat, dan menambahkan manik-manik atau hiasan.

Pembuatan satu set busana tradisional memakan waktu sekitar tiga hari.

Tantangan utama terletak pada keharusan bekerja dengan sangat teliti agar plastik tidak robek.

Hasil karya mereka mencakup pakaian tradisional Betawi, Batak, Dayak, Papua, dan Sulawesi, serta sepuluh pasang sandal jepit unik.

Kreasi ini bahkan pernah dipamerkan dalam acara yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Prospek Limbah Plastik Jadi Busana Tradisional

Busana tradisional hasil kreasi mereka dijual dengan harga antara Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu, sementara sandal jepit dijual seharga Rp 35 ribu per pasang atau tiga pasang seharga Rp 100 ribu.

“Bisa dijual. Sehingga ketika ada even karnaval nanti baju ini bisa digunakan,” tambah Rudi.

Megawati, salah satu anggota Satgas, juga menyebutkan bahwa busana ini dilengkapi dengan berbagai aksesori seperti senjata dan perisai yang dibuat dari sampah styrofoam untuk menambah daya tarik.

Inisiatif ini tidak hanya menunjukkan kreativitas, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana sampah plastik dapat diubah menjadi produk yang bernilai dan bermanfaat bagi masyarakat.

Kreasi ini juga mendukung upaya pelestarian lingkungan dan mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah.