Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID- Penasaran mengenai sejarah dan asal usul museum Kebangkitan Nasional Jakarta?

Gedung museum kebangkitan nasional ini merupakan gedung tua yang menyimpan ribuan memori yang terkoleksi dari masa ratusan tahun.

Mari bahas lengkap mengenai sejarah dan asal usul museum kebangkitan nasional!

Sejarah dan Asal Usul Museum Kebangkitan Nasional Jakarta

Sebelum menjadi Museum Kebangkitan Nasional, gedung ini dikenal dengan nama Gedung Stovia, atau gedung sekolah kedokteran yang didirikan oleh Belanda dengan nama School tot Opleiding van Inlandsche Artsen atau disingkat STOVIA.

Sekolah kedokteran jaman Belanda ini dikenal oleh para pribumi dengan nama Sekolah Dokter Bumiputra.

Bangunan yang kental dengan arsitektur Beland ini dilapisi tembok-tembok tebal yang kokoh, yang masih bertahan utuh hingga kini.

Dari awal pembuatan, gedung ini memang diperuntukkan sebagai gedung sekolah dan asrama kedokteran Stovia. Stovia sendiri mengalami perjalanan sejarah cukup panjang.

Awalnya, sekolah ini bernama Sekolah Dokter Jawa yang berdiri pada tahun 1851 di Rumah Sakit Militer Weltevreeden atau Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto.

Karena aktivitas sekolah menganggu aktivitas rumah sakit, maka dewan pengajar memutuskan untuk memindah sekolah kedokteran di gedung baru di samping rumah sakit.

Tepat di tahun 1899, H.F Rool, direktur Sekolah Dokter Jawa, memulai pembangunan gedung baru tersebut.

Pembangunan gedung ini sempat terhambat masalah biaya. Baru pada tahun 1901, pembangunan selesai sempurna berkat uluran tangan pengusaha perkebunan dari Deli.

Dilansir dari laman kemdikbud.go.id, Stovia menjadi lembaga pendidikan pertama bagi para pelajar dari berbagai wilayah di Indonesia.

Beberapa tokoh nasional bahkan juga menempuh pendidikan di Stovia. Seperti Ki Hadjar Dewantara, Tjipto Mangoenkoesoemo dan R. Sutomo.

Mulai Juli 1920, kegiatan pendidikan Stovia dipindahkan ke gedung baru di Salemba. Sedangkan ruang-ruang kelas yang ada dimanfaatkan sebagai tempat belajar Sekolah Asisten Apoteker.

Ada banyak alasan mengapa gedung ini menjadi gedung penting bagi sejarah bangsa Indonesia.

Pertama, gedung ini adalah saksi lahirnya organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan seperti Boedi Oetomo, Trikoro Dharmo atau Jong Java, Jong Minahasa, dan Jong Ambon.

Kedua, gedung ini juga merupakan sekolahan elit yang sudah mencetak beberapa tokoh kebangsaan yang berjasa besar bagi Indonesia.

Dengan berbagai alasan itulah, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memugar gedung Stovia tepat di tahun 1973.

Pada 20 Mei 1974, bertepatan dengan peringatan Kebangkitan Nasional, gedung ini diresmikan menjadi Gedung Kebangkitan Nasional oleh Presiden Soeharto. Gedung yang terbagi menjadi empat bagian itu difungsikan sebagai :

  • Museum Budi Utomo
  • Museum Wanita
  • Museum Pers
  • Museum Kesehatan.

Pada 7 Februari 1984, gedung Stovia resmi menjadi Museum Kebangkitan Nasional.

Gedung ini pun lantas ditetapkan menjadi Benda Cagar Budaya, sehingga keutuhan gedung harus tetap dilestarikan tanpa adanya perombakan.

Museum Kebangkitan Nasional (MKN) Jakarta adalah salah satu museum yang memiliki peran penting dalam melestarikan sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Ilustrasi Museum Kebangkitan Nasional Jakarta (foto: Google.com)

Fakta-Fakta Singkat Museum Kebangkitan Nasional Jakarta

Berikut adalah ringkasan dan fakta-fakta singkat mengenai Museum Kebangkitan Nasional Jakarta:

1. Awal Pendirian

Museum Kebangkitan Nasional didirikan pada tanggal 10 November 1966 oleh Menteri Penerangan Republik Indonesia pada saat itu, yaitu Dr. R. M. Soesilo.

2. Tujuan Pendirian

Museum ini didirikan dengan tujuan utama untuk mengenang perjuangan dan kebangkitan nasional Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan Belanda.

3. Lokasi Awal

Pada Awalnya, MKN Jakarta berlokasi di Jalan Diponegoro No. 29 Jakarta Pusat, sebelum kemudian dipindahkan ke lokasi yang lebih representatif.

4. Pengelolaan

Museum Kebangkitan Nasional Jakarta dikelola oleh Yayasan Pendidikan Pembangunan Bangsa yang didirikan pada tahun 1964.

5. Koleksi

Museum ini memiliki koleksi yang beragam, mulai dari benda-benda bersejarah, dokumen-dokumen penting, foto-foto, dan barang-barang lain yang berkaitan dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

6. Peran dalam Pendidikan Sejarah

Selain sebagai tempat menyimpan koleksi bersejarah, Museum Kebangkitan Nasional juga memiliki peran penting dalam pendidikan sejarah bagi generasi muda Indonesia, dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan edukatif.

7. Renovasi dan Pemugaran

Seiring berjalannya waktu, museum ini telah mengalami berbagai renovasi dan pemugaran untuk menjaga kondisi koleksi serta meningkatkan kualitas layanan kepada pengunjung.

Perlu di garisbawahi bahwasanya, Museum Kebangkitan Nasional Jakarta menjadi salah satu tempat penting yang mengingatkan kita akan perjuangan para pahlawan.

Dan juga pejuang kemerdekaan Indonesia, serta menjadi saksi bisu dari sejarah bangsa ini.