Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Mengenal sejarah Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri, Jawa Timur.

Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo tengah menjadi sorotan di media sosial menyusul tayangan dari program Xpose Uncensored yang diduga melecehkan pondok pesantren Lirboyo.

Dalam tayangan program tersebut menampilkan santri dan kiai sepuh dari pondok pesantren dan disertai narasi yang massa santri harus berjalan duduk untuk bisa mencium tangan kiai.

Narasi tersebut dinilai melecehkan martabat ulama, khususnya kiai sepuh.

”Kedua kiai yang kaya raya tapi umat yang kasih amplop. Bukan hanya santri usia anak-anak tapi bapak-bapak pun ketemu kiyainya masih ngesot untuk mencium tangan,” bunyi kutipan dari narasi yang dibacakan.

Akibatnya tagar #BoikotTrans7 viral di media sosial, khususnya di X.

Tagar ini menjadi bentuk kekecewaan publik terhadap narasi yang dibuat oleh program tersebut.

Disorotnya Ponpes Lirboyo membuat banyak masyarakat yang mencari tahu pesantren tersebut.

Sejarah Pondok Pesantren Lirboyo

Ponpes Lirboyo berlokasi di Desa Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur.

Pesantren Lirboyo didirikan sejak tahun 1910 oleh K.H. Abdul Karim.

K.H Abdul Karim mengajar di Pondok Pesantren Tebuireng asuhan K.H.M. Hasyim Asy’ai yang juga menjadi teman sebaya saat berguru di Syaikhona Kholil Bangkalan.

K.H. Abdul Karim menikah dengan Nyai Khodijah binti K.H. Sholeh dari Banjarmlati, Kediri.

Sejak pernikahan itulah K.H. Abdul Karim menetap di Desa Lirboyo.

Berpindahnya K.H. Abdul Karim dari Tebuireng ke Desa Lirboyo disebabkan oleh adanya dorongan dari mertuanya (K.H. Sholeh) dengan harapan agar syi’ar dan dakwah Islam menjadi lebih luas.

Atas keinginan dan insiatif dari K.H. Abdul Karim dengan didukung oleh mertuanya, maka K.H. Abdul Karim mendirikan sebuah pondok untuk mengajarkan dan menyebarkan ajaran Islam kepada siapa pun yang ingin mencari ilmu.

Santri pertamanya bernama Umar dari Madiun, lalu Yusuf, Sahlil, dan Somad dari Magelang, serta Syamsudin dari Gurah, Kediri.

Hari demi hari hingga bertahun-tahun, Pondok Pesantren Lirboyo semakin banyak memiliki santri dan mulai dikenal oleh warga baik di Kediri maupun dari luar Kediri.

Pondok Pesantren Lirboyo diketahui menjadi ponpes terbesar di Jawa Timur.

Ponpes ini juga menjadi salah satu pusat studi Islam sejak puluhan tahun sebelum kemerdekaan Indonesia.

Bahkan, santri-santri dari pondok pesantren ini ikut berjuang di medan perang, salah satunya saat peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

Sejumlah santri dari Pondok Pesantren Lirboyo menjadi pejuang yang hadir untuk menangani permasalahan tersebut.

Di bawah komando Resolusi Jihad NU, para ulama berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Kini, pesantren itu terus berkembang bahkan memiliki 40 ribuan santri dari berbagai pelosok nusantara, bahkan mancanegara.

Unit Pondok Pesantren Lirboyo

Berikut beberapa unit di Ponpes Lirboyo.

  • Pondok Pesantren Lirboyo (Pondok Induk)
  • Pondok Pesantren Haji Mahrus
  • Pondok Pesantren Haji Ya’qub
  • Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi’aat
  • Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi’aat Al-Quraniyyah
  • Pondok Pesantren Putri Tahfidzul Qur’an
  • Pondok Pesantren Lirboyo HM Al-Mahrusiyah
  • Pondok Pesantren Salafiy Terpadu Ar-Risalah
  • Pondok Pesantren HM Antara
  • 10. Pondok Pesantren Darussalam
  • Pondok Pesantren Murottilil Qur’an
  • Pondok Pesantren Al-Baqoroh
  • Pondok Pesantren Al-Ihsan
  • Pondok Pesantren HM Syarif Hidayatullah
  • Pondok Pesantren Darussa’adah