Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Yohanes Ande Kalla, yang lebih dikenal sebagai Joni, telah dinyatakan lulus seleksi calon Bintara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) untuk Tahun Ajaran 2024.

Nama Joni dikenal publik karena aksi heroik memanjat tiang bendera untuk menyelamatkan bendera yang nyaris jatuh pada saat upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada tahun 2018.

Kelulusan Joni dikonfirmasi oleh Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana, Kolonel Inf Agung Udayana. Menurut Agung, Joni yang masuk dalam kategori seleksi khusus telah mengikuti seluruh rangkaian seleksi Bintara TNI AD.

“Dengan segala penilaian dan pertimbangan yang dilakukan panitia seleksi, Joni berhasil lulus untuk mengikuti Pendidikan Bintara TNI AD TA. 2024,” ujar Agung dalam keterangan tertulis pada Kamis, 26 September 2024.

Joni lulus sebagai Bintara TNI AD Reguler dengan kategori Keahlian Tahun 2024 di Bandung. Agung menyebutkan bahwa kelulusan Joni, yang dikenal sebagai bocah pemanjat tiang bendera, adalah hasil dari kegigihannya dalam mengikuti serangkaian tes.

“Didukung bimbingan para pelatih dengan memanfaatkan waktu yang ada, akhirnya dia sampai di tingkat pusat dan dinyatakan lulus,” tambah Agung.

Dengan kelulusannya ini, Joni akan menjadi seorang abdi negara, sesuai dengan cita-cita dan permintaannya kepada Presiden Joko Widodo pada tahun 2018. Joni akan menjalani pendidikan di Rindam IX/Udayana, sesuai dengan asal daerahnya saat pendaftaran. Agung juga mengungkapkan bahwa Joni akan bergabung dengan ratusan calon bintara lainnya yang dinyatakan lulus seleksi.

“Nanti sesuai dengan jadwal pelaksanaan penerimaan calon Bintara TNI AD, Joni bersama 218 orang lainnya akan melaksanakan Upacara Pembukaan Pendidikan Bintara PK TNI AD,” jelas Agung.

Joni akan memulai pendidikannya di Rindam IX/Udayana pada 27 September 2024 selama lima bulan, diikuti dengan pendidikan kejuruan selama tiga bulan. Sebelum dinyatakan lulus seleksi, pendaftaran Joni sempat ditolak karena tidak memenuhi salah satu persyaratan tinggi badan. Namun, Joni diberi kesempatan untuk mengikuti rangkaian tes untuk menggali potensi spesifik lainnya.