Serba-Serbi Pro dan Kontra Pembatasan Usia Kendaraan Pribadi Lebih dari 10 Tahun di Jakarta
HAIJAKARTA.ID – Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pembatasan usia kendaraan bermotor pribadi maksimal 10 tahun pada 2025 menuai berbagai reaksi.
Pada hari Kamis (4/7/2024) Dedi Supriadi, anggota DPRD DKI, menyatakan bahwa belum ada pembahasan mengenai Raperda Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas dalam Program PembentukanPeraturan Daerah (Propemperda) 2024.
“Menurut sepengetahuan saya, masih belum pernah ada yang berlakukan pembatasan usia kendaraan umum itu.”
Untuk pembatasan usia kendaraan pribadi, menurut Dedi, masih tercantum dalam Instruksi Gubernur tahun 2019 yang meminta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait untuk mengkaji pembatasan tersebut.
“Namun, Raperda atau Raperdanya belum ada omongan apa-apa. Perlu dicek dan dikaji lebih lanjut Propemperda 2024,” ujarnya.
Ia menilai hal ini bukan sesuatu yang harus segera direalisasikan mengingat kondisi perekonomian di masyarakat cenderung belum stabil atau sulit.
“Saya lebih setuju mendisiplinkan Uji KIR dan emisi yang sudah berjalan saat ini. Kalau semua sudah disiplin, polusi udara juga akan menurun. Daripada langsung implementasi peniadaan operasional kendaraan yang usianya lebih dari 10 tahun,” tuturnya.
Pembatasan Ruang Gerak Kendaraan Pribadi
Sementara itu, pendapat lain disampaikan dari pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan.
Ia menyatakan bahwa pembatasan usia kendaraan pribadi sudah layak diberlakukan di wilayah Jakarta, terlebih kebijakan ini juga merupakan mandat dari UU DKJ yang telah disahkan.
“Kalau penilaian saya sudah bisa diterapkan, terlebih saat ini kendaraan-kendaraan di Jakarta sudah terintegrasi. Itu tandanya tidak ada masalah untuk dijalankan,” kata Azas Tigor.
“Saran saya dilakukan bertahap saja. Mulai dari membatasi ruang gerak kendaraan pribadi bagi yang usianya di atas 10 tahun. Diketatkan itu saja dulu, sisanya nanti bisa mengikuti.” katanya.
“Bisa menggunakan kendaraan pribadi hanya sampai di titik yang ditentukan kemudian melanjutkan dengan moda transportasi umum yang telah disediakan. Saya kira cara itu lebih efisien,” tutupnya