SLBN A Pajajaran Dibongkar Paksa Gegara Bangun Sekolah Rakyat, Siswa Terpaksa Mengungsi ke Sekolah Lain

HAIJAKARTA.ID – Ketegangan menyelimuti SLBN A Pajajaran Kota Bandung setelah 11 ruang kelas di sekolah tersebut dibongkar secara mendadak.
Ruang-ruang kelas SLBN A Pajajaran dibongkar guna dijadikan sekolah rakyat nantinya.
Hal ini membuat aktivitas belajar mengajar siswa berkebutuhan khusus terganggu.
SLBN A Pajajaran Dibongkar Paksa Gegara Bangun Sekolah Rakyat
Pembongkaran ini memicu kemarahan para orang tua dan guru
Mereka tidak tinggal diam dan memilih membuat video keluhan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto.
“Pak Presiden, kami mendukung sekolah rakyat, tapi jangan cabut hak anak kami untuk belajar di tempat ini,” seru para orang tua dalam video yang tersebar di media sosial, Jumat (16/5/2025).
Harapan Agar Prabowo Mendengar Jeritan Anak-anak Disabilitas
Dalam video itu, sejumlah siswa, guru, dan orang tua sambil memegang foto Presiden Prabowo berharap agar kepala negara mau memperhatikan nasib anak-anak mereka.
“Kami ingin tetap belajar, bermain, dan berkarya di SLBN A Pajajaran. Ini bukan hanya sekolah, tapi juga rumah kedua bagi anak-anak kami,” ungkap salah satu perwakilan orang tua.
Gedung Dibongkar Saat Ujian Berlangsung
Pembongkaran terjadi saat proses ujian kenaikan kelas tengah berlangsung.
Hal ini diungkapkan Tri Bagyo, Wakil Ketua Komite Orang Tua SLBN A Pajajaran yang turut menyaksikan proses tersebut.
“Gedung itu masih aktif digunakan untuk kegiatan belajar. Kami sangat terkejut ketika pembongkaran dilakukan saat anak-anak sedang ujian,” katanya.
Tri menambahkan bahwa surat pengosongan dari pihak terkait diterima pada 2 Mei 2025 dan meminta gedung dikosongkan pada 15 Mei. Namun, pihak sekolah sempat meminta penangguhan hingga 23 Mei secara lisan.
“Kami minta penangguhan lewat kepala sekolah dan menurut komunikasi lewat WhatsApp, sempat disetujui secara informal,” jelasnya.
Siswa Harus Mengungsi ke SLB Cicendo
Dengan ruang kelas yang telah dibongkar, para siswa SLBN A Pajajaran kini harus mengungsi untuk sementara waktu ke SLB Cicendo mulai Senin, 19 Mei 2025.
Namun, ketidakjelasan masa depan lokasi sekolah tetap menjadi kekhawatiran utama.
“Kami tidak tahu apakah setelah pembangunan selesai kami bisa kembali. Tidak ada jaminan tertulis,” ujar Tri dengan nada cemas.
Seruan agar Presiden Prabowo Perintahkan Menteri Sosial
Tri juga menyoroti status lahan SLBN A Pajajaran yang merupakan milik Kementerian Sosial (Kemensos).
Ia mengingatkan bahwa Kemensos sempat menjanjikan pengalihan aset komplek Wyata Guna menjadi pusat pendidikan penyandang disabilitas.
“Kami minta Presiden Prabowo memerintahkan Menteri Sosial untuk menepati janji menghibahkan komplek Wyata Guna sebagai pusat pendidikan disabilitas,” tegasnya.
Situasi ini memperlihatkan pentingnya perhatian serius terhadap keberlanjutan pendidikan disabilitas, serta perlunya kebijakan yang inklusif dan tidak mengorbankan hak anak-anak berkebutuhan khusus atas ruang belajar yang layak.