sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA. ID – Sebanyak 700 siswa di SMAN 20 Kota Bekasi harus menghadapi kenyataan pahit karena hingga kini sekolah mereka tidak memiliki gedung dan ruang kelas sendiri.

Selama beberapa tahun terakhir, kegiatan belajar-mengajar dilakukan dengan cara menyewa gedung sekolah lain, termasuk SMP YPII Bungur.

SMAN 20 Kota Bekasi Sewa Gedung Sekolah Lain, Siswa Masuk Bergiliran

Sistem belajar pun harus diatur secara bergiliran atau shift.

Siswa kelas 12 belajar pada pagi hari, sementara siswa kelas 10 dan 11 baru masuk pada siang hari.

“Sudah tiga tahun belajar numpang, ya terpaksa dijalani saja,” ujar Arnold (17), salah satu siswa kelas 12. Ia mengaku kondisi ini sangat tidak nyaman, tetapi merasa tidak punya pilihan lain.

Kendala ini tak hanya membebani siswa, tetapi juga pihak sekolah. SMAN 20 Kota Bekasi harus mengeluarkan biaya hingga Rp350 juta per tahun untuk menyewa gedung sekolah lain.

Meski begitu, fasilitas yang tersedia masih jauh dari memadai.

“Enggak ada lab buat praktik, jadi semuanya hanya teori,” ungkap Ferisko (17), siswa lainnya. Ia juga menyoroti minimnya fasilitas seperti lapangan olahraga dan tempat parkir yang layak.

Sorotan Gubernur Jawa Barat

Masalah ini menarik perhatian Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menyebut pengelolaan anggaran pendidikan menjadi salah satu penyebab utama.

Dalam unggahannya di kanal YouTube pribadinya, ia menyoroti anggaran infrastruktur sekolah yang sangat kecil dibandingkan kebutuhan lainnya.

“Anggaran ruang kelas cuma Rp60 miliar, tapi untuk teknologi informasi yang belum tentu diperlukan SD dan SMP sampai Rp725 miliar. Anggaran seperti itu harus ditunda,” katanya.

Dedi Mulyadi berjanji akan memprioritaskan pembenahan infrastruktur pendidikan di Jawa Barat, termasuk menyelesaikan masalah yang dihadapi SMAN 20 Kota Bekasi.

Meski kondisi yang dihadapi cukup berat, siswa SMAN 20 Kota Bekasi tetap berharap adanya perubahan.

“Harapannya bisa punya gedung sendiri, supaya lebih nyaman belajar,” kata Ferisko.

Dengan janji perbaikan dari pemerintah dan dukungan masyarakat, diharapkan impian para siswa untuk memiliki sekolah yang layak dapat segera terwujud.