Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID- Tanggal 3 Agustus 2025 memperingati apa? Bulan Agustus selalu menjadi bulan yang istimewa bagi bangsa Indonesia, karena dikenal sebagai bulan kemerdekaan.

Tentu saja, puncaknya jatuh pada tanggal 17 Agustus, yakni Hari Ulang Tahun Republik Indonesia.

Namun, tak hanya itu, ternyata setiap tanggal di bulan ini juga menyimpan berbagai momen penting dan peringatan menarik, baik yang berskala nasional maupun internasional.

Salah satu tanggal yang patut diperhatikan adalah 3 Agustus 2025, yang bertepatan pada hari Minggu.

Meski bukan hari libur nasional, tanggal ini memiliki sejumlah peringatan khusus yang dirayakan oleh berbagai komunitas dan negara di dunia.

Peringatan-peringatan ini mencakup aspek kesehatan, sejarah perjuangan kemerdekaan, hingga budaya populer.

Daftar Peringatan Dirayakan Pada 3 Agustus 2025

Berikut ini adalah daftar peringatan yang jatuh pada 3 Agustus:

1. Hari Peduli Sindrom Cengkih (Cloves Syndrome Awareness Day)

Peringatan ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap sindrom cengkih, atau dalam istilah medis disebut Cloves Syndrome.

Ini merupakan kelainan bawaan yang sangat langka dan biasanya muncul sejak bayi lahir. Penyebabnya adalah mutasi genetik pada gen PIK3СА.

Gejala dari sindrom ini sangat beragam, termasuk kelainan bentuk tulang dan sendi, pembesaran pembuluh darah, hingga pertumbuhan kulit yang tidak normal seperti benjolan menyerupai kutil.

Anak-anak atau individu yang hidup dengan kondisi ini membutuhkan perhatian medis khusus dan dukungan sosial dari lingkungan sekitar.

Dengan adanya Hari Kesadaran Sindrom Cengkih, komunitas medis, keluarga pasien, dan masyarakat umum diajak untuk lebih peduli dan memberikan ruang inklusi bagi para penderita.

Di beberapa negara, komunitas penderita sindrom langka ini mengadakan acara penyuluhan, berbagi pengalaman, hingga penggalangan dana untuk penelitian dan bantuan medis.

2. Hari Istana Pasir (Sandcastle Day)

Masih pada tanggal 3 Agustus, terdapat pula perayaan unik dan menyenangkan yang dikenal dengan sebutan Hari Istana Pasir.

Di Amerika Serikat, hari ini dirayakan setiap hari Minggu pertama di bulan Agustus, dan pada tahun 2025, jatuh tepat pada tanggal 3.

Perayaan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap kreativitas dan kesenangan masa kecil, di mana orang-orang membangun istana pasir di pantai bersama keluarga atau teman-teman.

Tradisi membangun istana pasir sendiri telah ada sejak ribuan tahun lalu dan menjadi simbol kebebasan berimajinasi serta menikmati keindahan alam.

Salah satu acara besar yang pernah diselenggarakan untuk merayakan kreativitas ini adalah Kejuaraan Dunia Patung Pasir yang berlangsung pada tahun 1989 hingga 2009 di Harrison Hot Springs, British Columbia, Kanada.

Ajang ini dikenal dengan nama Harrisand, dan menjadi daya tarik wisata tersendiri.

Hari Istana Pasir merupakan momentum untuk sejenak beristirahat dari rutinitas, menikmati sinar matahari, dan menciptakan karya seni dari pasir di pinggir pantai.

3. Hari Pidjiguiti (Pidjiguiti Day)

Peringatan ini berasal dari negara Guinea-Bissau, sebuah negara di wilayah Afrika Barat yang dulunya merupakan koloni Portugis.

Pada 3 Agustus 1959, terjadi sebuah tragedi berdarah di dermaga Pidjiguiti, Pelabuhan Bissau, yang kemudian menjadi simbol perjuangan menuju kemerdekaan negara tersebut.

Kala itu, Partai Afrika untuk Kemerdekaan Guinea dan Tanjung Verde (PAIGC) yang didirikan oleh tokoh revolusi Amilcar Cabral, mengorganisir aksi pemogokan pekerja pelabuhan.

Aksi ini bertujuan menuntut perbaikan kondisi kerja dan kenaikan gaji sebagai bagian dari perjuangan tanpa kekerasan menuju kemerdekaan.

Sayangnya, aksi damai tersebut dibalas dengan kekerasan oleh pasukan Polisi Pertahanan Negara Portugis (PIDE), yang menewaskan sekitar 50 pekerja dan melukai ratusan lainnya.

Peristiwa ini menjadi titik balik dalam sejarah Guinea-Bissau, dan sejak itu perlawanan terhadap penjajah semakin kuat.

Hari Pidjiguiti diperingati setiap tahun untuk menghormati para korban dan mengenang perjuangan kemerdekaan negara tersebut.

Ini juga menjadi pengingat betapa pentingnya solidaritas dalam menuntut keadilan dan hak asasi manusia.