Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Sejumlah warga mengaku khawatir melihat permukaan air laut di Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara, yang belakangan hampir setinggi tanggul.

Dalam sepekan terakhir, cuaca buruk yang melanda Jakarta membuat air laut pasang lebih tinggi dari biasanya.

Akibatnya, ombak kerap melampaui tanggul yang tingginya hanya sekitar satu meter.

Air laut kadang-kadang meluber ke area daratan karena tanggulnya tidak terlalu tinggi, membuat jalan di kawasan perumahan elit itu licin dan becek.

Menurut salah satu penduduk, Endang (41), kondisi ini biasanya muncul saat hujan turun di wilayah tersebut.

“Ya, kayaknya baru-baru sekarang setinggi ini. Kalau melebih tembok enggak pernah, tapi kalau sejajar mungkin iya kalau musim mau hujan gitu,” kata Endang, Kamis (13/11/2025), dikutip dari Kompas.

Tanggul Tipis di Pantai Mutiara Jadi Sorotan

Warga menjadi semakin khawatir karena ketinggian air laut hampir setara dengan tanggul.

Mereka khawatir jika tanggul di Pantai Mutiara jebol dan air laut meluap ke daratan.

“Takut juga sih kalau tanggulnya jebol otomatis kan pasti banjir,” jelas Endang.

Tanggul di kawasan itu pun terbilang tipis, hanya sekitar 10–15 sentimeter.

Endang takut tanggul akan terkikis dan runtuh jika ombak terus menerus menghantamnya.

Udin (40), seorang warga lainnya, menyatakan perasaan yang sama.

Ia khawatir jika tanggul tersebut jebol, air laut dapat langsung masuk ke daratan, menyebabkan banjir besar yang dapat tenggelamkan Jakarta.

“Ada kekhawatiran takut jebol dan air laut tumpah ke daratan berpotensi membuat Jakarta tenggelam,” jelas Udin.

Menurut Udin, dampaknya juga akan mengenai permukiman warga di Pluit, terutama nelayan.

Karena di belakang Pantai Mutiara terdapat wilayah yang padat penduduk, di mana masyarakat sebagian besar kecil.

“Bagi kalangan elit kan enak aja mereka mengungsi atau apa, tapi kalau yang masyarakat kecil kan kasihan karena itu dekat Muara Baru yang dominannya nelayan,” ucap Udin.

Ia juga berharap pemerintah meninjau kembali pembangunan gedung-gedung tinggi di Jakarta Utara, yang menurutnya turut mempercepat penurunan permukaan tanah di wilayah tersebut.

Gedung Bertingkat Dinilai Jadi Masalah

Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahardiansyah, menilai bahwa maraknya pembangunan gedung bertingkat di Jakarta Utara turut memicu penurunan permukaan tanah setiap tahun.

Ia menjelaskan, kondisi inilah yang membuat air laut belakangan tampak hampir menyamai tinggi tanggul di Pantai Mutiara.

“Bahkan, di wilayah utara itu per tahun rata-rata bisa 20 sentimeter turunnya. Nah, itu yang menyebabkan airnya jadi lebih tinggi,” ujar Trubus.

Menurutnya, situasi seperti ini harus benar-benar menjadi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta.

Jika dibiarkan, banjir rob di Pantai Mutiara dan kawasan sekitarnya dikhawatirkan akan terjadi lebih sering.

Dampak Jika Tanggul Jebol

Trubus mengingatkan bahwa jika tanggul di Pantai Mutiara sampai jebol, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh kawasan perumahan elit di sekitarnya.

“Tentu saja tidak hanya perumahan elit, akses jalan juga akan ketutup semua, artinya ekonomi bisa lumpuh,” jelas Trubus.

Ia menambahkan, kerusakannya pun bisa meluas.

Jika tanggul tersebut jebol, dampaknya tidak hanya terbatas di Jakarta Utara.

“Bisa juga bukan hanya utara yang merasakan dampaknya kalau tanggul jebol, tapi radiusnya mungkin bisa berpuluh-puluh kilometer,” jelas Trubus.

Menurut Pengamat Tata Kota itu, jebolnya tanggul Pantai Mutiara bahkan berpotensi membuat Jakarta tenggelam, apalagi jika terjadi bersamaan dengan hujan deras dan kiriman air dari Bogor.

Pemerintah Diminta Bergerak Cepat

Kondisi tanggul di Pantai Mutiara yang kini hampir sejajar dengan permukaan air laut dinilai sebagai bukti bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta belum berhasil menangani masalah banjir rob di Jakarta Utara.

Trubus menilai, alih-alih membaik, banjir rob di wilayah tersebut justru semakin parah belakangan ini.

Karena itu, ia menekankan bahwa Pemprov Jakarta perlu segera mengambil langkah konkret dengan melakukan pembangunan yang lebih masif di daerah utara, termasuk memperkuat tanggul.

Trubus juga mengingatkan agar Pemprov tidak hanya bergantung pada proyek Giant Sea Wall dari pemerintah pusat untuk mengatasi rob.

“Jadi Giant Sea Wall yang digagas Presiden itu harusnya Pemprov juga punya orientasi sendiri untuk menyelamatkan wilayah Jakarta sendiri jangan kemudian seolah itu urusan pemerintah pusat saja, harusnya sekarang sudah menyiapkan hal-hal yang berbau penyelamatan tanggul-tanggul itu,” tegas Trubus.