Terungkap! Ini Alasan Pegawai BPK Diusir dari Museum Keraton Surakarta
HAIJAKARTA.ID – Peristiwa dugaan pengusiran pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dari Museum Keraton Surakarta mendadak menjadi sorotan publik.
Alasan Pegawai BPK diusir dari Museum Keraton Surakarta kini mulai terungkap seiring munculnya keterangan dari sejumlah pihak yang berada di lokasi kejadian.
Insiden tersebut terjadi saat pegawai BPK Wilayah X tengah menjalankan tugas di area Museum Keraton Surakarta.
Namun, mereka diminta keluar oleh pihak yang disebut berasal dari kubu SISKS Pakubuwana XIV Purbaya.
Kronologi Pegawai BPK Diminta Keluar dari Museum
Menurut keterangan cucu SISKS Pakubuwana XIII, BRM Suryomulyo Saputro, peristiwa bermula ketika sejumlah orang tiba-tiba memasang kamera pengawas atau CCTV di lingkungan Keraton Surakarta.
Pemasangan CCTV dilakukan di beberapa titik, mulai dari area Smorokoto, museum, hingga depan pintu Kasentanan. Pada saat bersamaan, seluruh petinggi Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta yang mendukung SISKS Pakubuwana XIV Mangkubumi sedang berada di Jakarta untuk memenuhi undangan Kementerian Kebudayaan.
“Awalnya ada pemasangan CCTV sepihak di Smorokoto, lalu berlanjut ke museum dan depan pintu Kasentanan,” ujar Suryo.
Alasan Pegawai BPK Diusir dari Museum Keraton Surakarta
Tak lama setelah pemasangan CCTV, dua putri Pakubuwana XIII, yakni GKR Panembahan Timoer Rumbai dan GKR Devi Lelyana Dewi, bersama belasan pendukung SISKS Pakubuwana XIV Purbaya, mendatangi Museum Keraton Surakarta.
Dalam situasi tersebut, pegawai BPK Wilayah X diminta keluar dari area museum. Inilah yang kemudian memicu pertanyaan publik mengenai alasan Pegawai BPK diusir dari Museum Keraton Surakarta.
“Kami kaget, itu kejadiannya secara tiba-tiba. Kami disuruh keluar, kemudian semua ini digembok. Belum ada konfirmasi apa-apa,” kata Suryo.
Setelah pegawai BPK meninggalkan lokasi, pihak SISKS Pakubuwana XIV Purbaya disebut mengganti gembok pintu-pintu Keraton Surakarta.
Gembok lama dipotong menggunakan gerinda dan diganti dengan kunci baru.
Penggantian gembok tidak hanya terjadi di museum, tetapi juga di pintu Kori Kamandungan, pintu utama menuju kompleks Kedhaton Keraton Surakarta.
“Penggantian dilakukan menggunakan gerinda. Ada beberapa lokasi, tidak hanya di mueseum melainkan di pintu Kori Kamandungan pun demikian,” ungkap Suryo.
Ia menambahkan bahwa pengusiran hanya dialami pegawai BPK, sementara kerabat dan abdi dalem masih diperbolehkan berada di dalam keraton.
Suryo menyayangkan tindakan pemotongan gembok dengan gerinda. Pasalnya, Museum Keraton Surakarta saat ini tengah menjalani proses renovasi dan revitalisasi.
Ia mengkhawatirkan penggunaan alat berat tersebut berpotensi merusak pintu-pintu keraton yang berstatus sebagai benda cagar budaya.
Klarifikasi Kubu SISKS Pakubuwana XIV Purbaya
Di sisi lain, Juru Bicara SISKS Pakubuwana XIV Purbaya, KPA Singonagoro, mengakui adanya penggantian gembok di sejumlah pintu Keraton Surakarta.
“Penggantiannya ada di Kamandungan, Kasentanan, kantor Sasono Wilopo, Perpustakaan, Sasana Handrawina, dan museum,” jelasnya.
Namun, ia membantah adanya pengusiran pegawai BPK.
Menurutnya, langkah tersebut dilakukan semata-mata untuk mengganti kunci agar Babadan atau kabinet bentukan SISKS Pakubuwana XIV Purbaya dapat bekerja dengan baik.
“Kami tidak pernah mengusir siapapun, bisa dilihat orangnya saja masih di sini,” tegas Singonagoro.

