Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Akibat dari aktivitas mudik yang dilakukan oleh sebagian warga DKI Jakarta selama libur Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, para pengemudi ojek online mengalami penurunan jumlah orderan.

Hal ini juga dirasakan oleh Endang (52), salah satu pengemudi ojek online yang ikut merasakan dampaknya.

Ia menyatakan bahwa penurunan jumlah orderan mulai terasa sejak H-3 Lebaran, tepatnya pada Senin (7/4/2024).

Endang, yang biasanya beroperasi di kawasan perkantoran di Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan M.H Thamrin, terpaksa harus mencari orderan di daerah permukiman di Ibu Kota.

“Ya habisnya Jalan Sudirman dan Thamrin sepi banget,” kata Endang saat diinterview pada hari Senin (15/4/2024).

Pada hari ini yang merupakan hari libur terakhir Lebaran, Endang mengungkapkan bahwa situasi yang sama terjadi seperti sebelumnya.

Ia menyoroti bahwa ada nilai plus dan minus dengan sepi nya situasi di Ibu Kota.

Nilai plusnya adalah jika ada orderan, baik itu untuk mengantar orang atau barang, waktu tempuh ke tujuan menjadi lebih singkat karena arus lalu lintas yang lengang.

Namun, nilai minusnya adalah jika jumlah orderan menjadi sepi. Endang menyatakan,

“Kalau orderannya banyak, senang banget. Jadi cepat bolak-baliknya. Tapi, kalau jalanan sepi, orderannya enggak ada, ya enggak enak juga,” katanya.

Situasi ini secara otomatis berdampak kurang baik bagi pendapatan Endang selama sepekan terakhir. Pada hari normal, ia biasanya bisa meraup pendapatan sekitar Rp 250.000 per hari.

Namun, selama momen libur Lebaran, pendapatannya paling tinggi hanya sebesar Rp 150.000 per hari. Sama halnya dengan Endang, Sani (60), seorang pengemudi ojek online lainnya, juga merasakan situasi yang serupa.

Endang menyatakan bahwa pada hari normal, ia bisa membantu 15 penumpang setiap harinya. Namun, selama momen libur Lebaran kali ini, ia hanya dapat mengangkut maksimal sembilan orang penumpang per hari.

Menurutnya, semakin hari semakin banyak penumpang yang ia angkut, karena mungkin saja orang-orang sudah mulai bergerak ke sana ke mari.

Kedua ojol tersebut telah menyadari bahwa konsumen di DKI Jakarta sempat mengalami kesulitan dalam mengakses layanan ojek online beberapa waktu lalu, walaupun belum ditemukan alasan penyebab mengapa hal ini terjadi.

Menurut Sani, situasi ketimpangan antara permintaan dan penawaran tersebut ternyata tidak menguntungkan dan berdampak dengan perekonomian, baik bagi konsumen maupun bagi para pengemudi ojek online itu sendiri.