Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Fenomena Sound Horeg di Laut kini mulai menjamur di perairan Indonesia, khususnya pesisir Jawa Timur.

Jika sebelumnya aktivitas memutar musik bersuara ekstrem ini identik dengan pesta darat atau konvoi kendaraan, kini praktik serupa muncul di atas kapal, dari kapal kecil hingga menengah.

Menggunakan sistem audio berdaya tinggi, para pelaku memutar musik dengan tingkat kebisingan luar biasa, mencapai 135 desibel.

Battle Sound Horeg di Laut Heboh di Medsos

Berdasarakan unggahan pada video Instagram @uniahariini17 mengatakan,” Battle Sound Horeg di Laut bisa bikin hewan stress dan ancam ekosistem.”

Angka tersebut setara dengan deru mesin jet dari jarak dekat, yang memicu kekhawatiran berbagai pihak terhadap dampaknya.

Bahaya Kebisingan di Lautan

Meski dianggap menyenangkan bagi sebagian pelaku, Sound Horeg di Laut menyimpan dampak ekologis yang serius.

Laporan dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada 16 Mei 2025 menyebutkan bahwa suara keras di bawah laut dapat mengganggu komunikasi dan navigasi mamalia laut.

“Suara-suara tersebut bisa menyebabkan tekanan mental, perubahan perilaku hingga kematian pada hewan laut seperti paus dan lumba-lumba,” tulis laporan tersebut.

Mamalia laut sangat mengandalkan gelombang suara untuk berkomunikasi, mencari makan, serta bernavigasi. Kebisingan asing seperti sound horeg dapat membuat mereka menjauh dari habitatnya, terpisah dari kelompok, bahkan mengalami trauma pendengaran.

Getaran Sound Horeg Ancam Terumbu Karang

Tak hanya hewan, struktur fisik ekosistem seperti terumbu karang juga tak luput dari bahaya. Getaran kuat yang terus-menerus dihasilkan dari Sound Horeg di Laut berisiko merusak jaringan halus karang, bahkan memicu kematian massal.

Kerusakan pada terumbu karang berarti rusaknya rumah bagi ribuan spesies laut. Padahal, karang merupakan fondasi utama keanekaragaman hayati laut Indonesia.

Minim Regulasi, Ancaman Ekologis Kian Meluas

Ironisnya, hingga kini belum ada regulasi tegas yang membatasi tingkat kebisingan di wilayah laut untuk aktivitas non-industri.

Hal ini membuat fenomena Sound Horeg di Laut terus berkembang tanpa pengawasan.

Pemerintah dan masyarakat diminta segera bertindak.

Edukasi tentang bahaya kebisingan laut, serta penetapan regulasi kebisingan di pesisir dan lautan, menjadi langkah penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem maritim Indonesia.

Reaksi Netizen terhadap Fenomena Sound Horeg di Laut

Fenomena Sound Horeg di Laut memicu gelombang komentar dari warganet yang menyayangkan penyalahgunaan lautan untuk hiburan yang merusak.

“Air laut pun meminta izin kepada Allah untuk menenggelamkan manusia, tapi Allah menahannya karena masih ada hamba-Nya yang beriman dan taat,” kata @ernita.t*****

“Astaghfirullah.., ” ujar @hanny.h*****

Sementara itu, akun @asepgoler2000 menambahkan, “Rasanya ingin disedot saja oleh ombak Roro Kidul.”

“Orang-orang ini sebenarnya nggak ada kerjaan atau apa?” timpal lainnya.

Respons ini menunjukkan keresahan publik terhadap penggunaan laut secara tidak bertanggung jawab.

Banyak netizen mendorong adanya regulasi dan pengawasan lebih ketat terhadap praktik hiburan ekstrem seperti Sound Horeg di Laut.