sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Ditemukan sebuah plang bertuliskan “Dilarang memberi makan kucing” yang tertera di depan perumahan di Jalan Gading Kirana, Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara, menuai kontroversi.

Keputusan pengurus wilayah RW 08 memasang plang tersebut didasari oleh keluhan warga setempat terkait dampak pemberian makan kucing liar di kawasan tersebut.

Awal Mula Pemasangan Plang Plang Dilarang Memberi Makan Kucing di Kelapa Gading

Wakil RW 08, Benjamin Frans, menjelaskan bahwa plang itu dipasang menyusul banyaknya keluhan warga mengenai dampak negatif pemberian makan kucing liar.

“Banyak warga yang komplain karena orang-orang sering kasih makan kucing di sepanjang jalan tapi bekasnya tidak dibersihkan. Sisa makanan yang ditinggalkan acak-acakan dan saat hujan, bekasnya dikerubungi lalat. Kasihan petugas kebersihan yang harus membersihkan,” jelas Benjamin saat ditemui di lokasi, Rabu (8/1/2025).

Selain itu, kucing liar yang berkumpul di lokasi juga kerap meninggalkan kotoran di sekitar tempat UMKM berdagang. Pedagang mengeluh karena kotoran tersebut mengganggu kenyamanan lapak jualannya.

Dampak pada Kendaraan Warga

Benjamin juga menambahkan bahwa warga sering mengeluh mobil mereka baret akibat cakaran kucing liar yang naik ke kap mesin kendaraan.

“Warga merasa terganggu karena mobilnya baret akibat kucing yang sering naik ke mobil,” katanya.

Komunitas Pencinta Kucing Turun Tangan

Pemasangan plang ini viral di media sosial, memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk komunitas pencinta kucing.

Mereka menilai plang tersebut sebagai tindakan yang tidak bijak dan justru merugikan kucing liar.

Kelompok pencinta kucing bahkan mendatangi Jalan Gading Kirana Timur dan mencopot secara paksa plang yang terpasang.

Aksi ini memicu diskusi panas di dunia maya antara pihak yang mendukung pemasangan plang untuk menjaga kebersihan dan yang membela hak kucing liar.

Pengurus RW 08 menyatakan terbuka untuk berdialog dengan komunitas pencinta kucing dan pihak terkait guna mencari solusi terbaik.

“Kami berharap bisa menemukan cara yang tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan kucing liar,” pungkas Benjamin.

Sementara itu, warga berharap agar masalah ini dapat segera diselesaikan tanpa memunculkan konflik lebih lanjut.