Viral Video Syur Bu Guru Salsa Hebohkan Media Sosial, DPRD dan Dinas Pendidikan Jember Angkat Bicara!

HAIJAKARTA.ID – Belakangan ini rame sebuah video yang menampilkan seorang ibu guru diduga bernama Salda tanpa busana viral di media sosial.
Video berdurasi singkat antara 1-5 meniĀ tersebut dengan cepat menyebar di berbagai platform digital, termasuk TikTok, X (sebelumnya Twitter), dan grup WhatsApp.
Dalam video itu, seorang guru perempuan yang tampak mengenakan hijab dan kacamata terlihat berjoget sambil memamerkan tubuhnya.
Berdasarkan informasi dari akun TikTok @cc_salsaa, nama lengkap Bu Guru Salsa adalah Salsabila Rahma, yang akrab disapa Caca.
Ia berasal dari Jember, Jawa Timur, dan merupakan lulusan SMA Muhammadiyah 1 Jember.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, Caca melanjutkan kuliah di Universitas Jember, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dengan jurusan Sosiologi.
Viralnya video Bu guru salsa ini juga menuai kecaman dari berbagai pihak, salah satunya anggota DPRD Jember yang menilai tindakan ini sangat tidak pantas.
Komentar Anggota DPRD Jember
Sekretaris Komisi D DPRD Jember, Indi Naida, menyampaikan kekecewaannya setelah melihat video tersebut.
Sebagai seorang perempuan, Indi merasa prihatin dan malu atas tindakan yang dilakukan oleh guru tersebut.
“Walaupun pelaku adalah guru magang, tetap saja ia adalah seorang guru yang seharusnya memberikan contoh yang baik bagi anak didik,” ujar Indi pada Rabu (19/12/25).
Ia juga mendesak pihak sekolah agar lebih selektif dalam proses penerimaan guru baru. Indi menekankan pentingnya tes dan wawancara sebagai syarat untuk memastikan calon guru memiliki kesiapan dan moral yang baik dalam menjalankan perannya sebagai tenaga pendidik.
“Sebelum menerima guru, sekolah harus melakukan tes atau wawancara untuk memastikan kesiapan mereka menjadi tenaga pendidik,” tegas Indi.
Perlunya Tindakan Hukum dan Pengawasan Moralitas Guru
Indi juga menuntut adanya tindakan hukum terhadap pelaku penyebaran video tersebut. Menurutnya, langkah ini perlu diambil untuk memberikan efek jera dan mencegah peristiwa serupa terjadi kembali di masa depan.
“Kejadian seperti ini tidak boleh terulang lagi, mengingat Jember dikenal sebagai kota santri. Moralitas tenaga pendidik dan figur publik harus mendapat perhatian khusus,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jember, Hadi Mulyono, menyatakan pihaknya telah melakukan penelusuran terkait video viral tersebut.
Hadi mengungkapkan bahwa guru berinisial SS itu telah mengundurkan diri sebelum video tersebut tersebar luas.
Guru tersebut diketahui masih berstatus magang dan belum menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Guru Tidak Tetap (GTT) yang digaji oleh pemerintah.
“Guru ini statusnya honorer dan digaji oleh sekolah. Yang bersangkutan sudah mengundurkan diri sebelum peristiwa ini terjadi,” jelas Hadi.
Kasus ini menjadi sorotan penting terkait etika dan moralitas tenaga pendidik di era digital. Masyarakat berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak terkait, sehingga kualitas pendidikan di Jember tetap terjaga.