sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Munjirin, Wali Kota Jakarta Selatan menyebutkan banjir yang terjadi di Tanjung Barat, Jagakarsa, saat hujan deras disebabkan oleh penutupan saluran di sekitar area pembangunan polder atau kolam retensi.

“Kami pelajari penyebabnya, ternyata saluran crosing yang ada di lokasi ini sudah tertutup,” ujar Munjirin dalam keterangannya, Sabtu (6/4/2024).

Setelah melakukan peninjauan terhadap proyek tersebut, abrulah diketahui penyebab asal mula banjir itu terjadi.

Pihaknya sudah menangani saluran yang tertutup itu dan dipindahkan ke jarak yagn lebih jauh.

Langkah lainnya juga berhasil dilakukan yaitu ukuran saluran dilokasi dibuat lebih besar menggunakan box culvert berukuran 1,5 meter.

Ia juga telah meminta kepada petugas dari Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan untuk segera melakukan mobilisasi pasukan dalam penanganan genangan tersebut.

Mereka diminta untuk melakukan pengerukan atau membersihkan saluran-saluran yang berada di sekitar lokasi proyek guna mengatasi masalah tersebut.

Munjirin berkata, “Kita harapkan pekerjaan ini selesai dengan cepat, dan tentunya akan membuat kawasan ini bebas dari genangan saat hujan turun dengan intesitas tinggi.”

Syaifudin (60), Ketua RW 05 Kelurahan Tanjung Barat, menyatakan bahwa pembangunan polder atau kolam retensi justru membuat wilayahnya semakin rentan terhadap banjir.

Dia mengungkapkan bahwa setelah pengerjaan proyek tersebut selesai, wilayahnya seringkali mengalami banjir ketika hujan deras.

“Sudah tiga kali seperti ini,” ujarnya ketika ditemui di lokasi pada Jumat (5/4/2024).

Menurutnya, ada beberapa kejanggalan dalam desain besar pembuatan kolam retensi. Salah satunya adalah aliran air yang sengaja dibuat berputar terlebih dahulu.

“Aliran airnya diatur untuk memutar terlebih dahulu di depan AEON Mall. Akibatnya, air dari wilayah RW 05 terhambat di depan mal, sehingga alirannya kalah dengan air dari sana,” katanya.

Dia menjelaskan bahwa aliran air dari arah mal cenderung lebih deras karena ukuran saluran yang lebih besar, sekitar 5×2 meter.

Sementara itu, ukuran saluran dari arah RW 05 menuju mal hanya sekitar 1,5×1,5 meter.

Ia mengaku baru mengetahui bahwa aliran air dari wilayahnya digabungkan dengan aliran dari mal, sehingga membuat alirannya berbalik arah. Hal tersebut yang menjadi pemicu terjadinya banjir yang kerap terjadi di area tersebut.