sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Aksi nekat dilakukan oleh tiga orang pemuda asal Majalengka, Jawa Barat, nekat berenang menyeberangi Waduk Pluit.

Kejadian 3 pemuda Majalengka kabur dari sekapan ini terjadi diduga usai mereka tergiur dengan sebuah lowongan pekerjaan.

Mereka berenang sejauh 200 meter demi kabur dari lokasi penyekapan di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.

Sebelumnya, mereka mendapat tawaran kerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) yang mereka temukan di media sosial Facebook.

3 Pemuda Majalengka Kabur dari Sekapan Usai Terima Lowongan ABK dari FB

RA (20), salah satu korban, menuturkan bahwa ia bersama dua temannya, AS (18) dan RH (20), tertarik dengan tawaran kontrak kerja selama empat bulan sebagai ABK dengan gaji sekitar Rp6 juta. “Saya diajak teman lewat Facebook.

Katanya kerja di kapal selama empat bulan, gajinya lumayan,” ujar RA, Rabu (6/8/2025), di Muara Baru.

Setibanya di Jakarta, ketiga pemuda itu justru dikumpulkan di sebuah mess sempit berukuran tiga meter bersama belasan calon ABK lainnya.

“Saat pertama datang, kami sudah tinggal bareng 15 orang dalam satu kamar kecil,” jelas RA.

Mereka hanya diperbolehkan keluar ruangan jika dikawal oleh penjaga dan selalu diawasi secara ketat.

Menurut pengakuan RA, setidaknya ada empat orang yang menjaga area mess sambil membawa senjata tajam seperti celurit untuk menakuti para calon ABK. Mereka mengaku dikurung di tempat tersebut selama kurang lebih empat hari.

Gaji Tak Sesuai, Kontrak Diduga Tipu-Tipu

RH menambahkan, sejak hari kedua mereka mulai disuruh menyiapkan perbekalan untuk kapal.

Namun sebelum benar-benar naik kapal, mereka diingatkan oleh calo agar tidak banyak bertanya kepada ABK senior.

Rasa penasaran membuat RH tetap mencoba mencari tahu lebih lanjut.

“Saya tanya ke ABK-nya langsung soal kontrak, ternyata bukan empat bulan seperti yang dijanjikan, tapi satu tahun,” ungkap RH.

Tak hanya itu, dari total gaji Rp6 juta yang dijanjikan, Rp3 juta disebut akan dipotong untuk jasa calo. Sisa uang yang diterima pun masih harus digunakan untuk membeli alat pancing secara mandiri.

“ABK di kapal bilang, belum tentu kami bisa bawa pulang uang karena buat beli alat aja butuh Rp3 juta,” kata RH.

Saat mereka meminta klarifikasi kepada calo, jawabannya hanya samar dan mengancam. Jika mereka tidak jadi berangkat, maka akan dikenakan denda Rp2 juta.

Kabur Lewat Waduk Pluit

Merasa diperdaya dan takut akan keselamatan mereka, RA, AS, dan RH memutuskan untuk kabur lewat jalur belakang mess yang langsung menghadap ke Waduk Pluit.

“Di depan dijaga terus, jadi kami nekad lewat belakang, terjun langsung ke kali,” tutur RH.

Ketiganya berenang sejauh 200 meter hingga menemukan bangunan di tepi danau. Salah satu dari mereka naik ke darat dan meminta pertolongan.

Beruntung, saat itu Wakil RT 19 RW 17 Muara Baru, Hindun, sedang berada di sekitar lokasi.

“Saya dengar ada yang teriak minta tolong dari bawah waduk. Saya langsung panggil warga untuk bantu mereka naik,” ucap Hindun.

Kini, ketiga pemuda tersebut telah diselamatkan dan mendapatkan pendampingan dari warga sekitar.

Kasus ini tengah didalami oleh pihak berwenang guna menindaklanjuti dugaan penyekapan dan penipuan berkedok lowongan kerja.