Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Fenomena larangan terhadap beberapa game di Indonesia bukan hal baru.

Sejumlah judul populer sempat dibatasi atau bahkan dilarang karena alasan keamanan, moralitas, hingga regulasi.

Meski sebagian larangan telah dicabut, deretan daftar game yang pernah dilarang di Indonesia ini sempat menimbulkan perdebatan antara pemerintah, pengembang, dan para pemain.

7 Daftar Game yang Pernah Dilarang di Indonesia

Beberapa game yang pernah dilarang di Indonesia diantaranya yaitu:

1. Roblox

Roblox, platform permainan daring yang memungkinkan pengguna membuat dan memainkan game buatan komunitas, sempat menuai kontroversi.

Pada tahun 2025, Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengimbau agar anak-anak tidak memainkan Roblox.

Larangan tersebut muncul karena berbagai alasan, seperti banyaknya konten yang tidak terkontrol dan tidak ramah bagi anak, serta kekhawatiran bahwa anak usia dini belum mampu membedakan dunia nyata dan virtual.

Selain itu, potensi meniru tindakan kekerasan dari permainan juga menjadi perhatian serius.

2. Steam dan Epic Games

Kasus besar lainnya terjadi pada 30 Juli 2022, saat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memblokir tujuh platform digital populer, termasuk Steam, Epic Games, Dota, CS:GO, Yahoo, dan Origin.com.

Penyebabnya adalah perusahaan-perusahaan tersebut belum mendaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) sesuai regulasi pemerintah.

Kebijakan ini langsung memicu kritik keras dari gamer dan pengembang lokal.

Pendiri Digital Happiness, Rachmad Imron, menuturkan bahwa kebijakan itu bisa menghambat perkembangan game lokal.

Ia mengatakan pelanggan bisa saja beralih ke pembajakan karena sulitnya akses legal.

3. Free Fire

Free Fire, game battle royale yang sangat populer di kalangan anak muda, juga tidak luput dari sorotan.

Pemerintah menilai permainan ini bisa mengganggu produktivitas dan mendorong perilaku agresif pada remaja.

Selain itu, sistem pembelian dalam aplikasi dinilai berisiko karena anak-anak mudah tergoda untuk bertransaksi tanpa pengawasan orang tua.

Hal ini dapat menimbulkan dampak finansial bagi keluarga dan gangguan kesehatan mental bagi pemain muda.

4. PUBG Mobile

PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG) sempat menjadi perdebatan publik setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) mempertimbangkan fatwa haram pada 2019.

Langkah itu diambil menyusul peristiwa penembakan dua masjid di Selandia Baru yang diduga terinspirasi oleh game tersebut.

Kominfo kemudian membatasi akses PUBG hanya untuk pemain berusia di atas 18 tahun dan membuka ruang diskusi dengan MUI terkait pembatasan waktu bermain.

Gim yang dikembangkan Tencent Games ini memang menampilkan adegan pertempuran dan penggunaan senjata dalam upaya bertahan hidup, sehingga memicu kekhawatiran mengenai dampaknya bagi generasi muda.

5. Pokemon GO

Ketika game Pokemon GO booming, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) sempat melarang para aparatur sipil negara (ASN) memainkannya di kantor.

Larangan ini dikeluarkan karena dianggap bisa membahayakan kerahasiaan negara.

Pemerintah khawatir aktivitas pemain yang berburu Pokémon di area sensitif bisa menimbulkan risiko keamanan dan gangguan kerja.

6. Mortal Kombat 11

Pada 2019, pemerintah tidak menerbitkan izin edar untuk Mortal Kombat 11.

Alasannya jelas: game tersebut dianggap terlalu brutal dan menampilkan kekerasan ekstrem.

Bukan hanya Indonesia, beberapa negara lain seperti Jepang dan Ukraina juga melakukan hal serupa.

Meski begitu, keputusan ini menuai pro dan kontra dari komunitas gamer yang menilai larangan itu terlalu berlebihan untuk produk hiburan dewasa.

7. Call of Duty Mobile

Gim Call of Duty Mobile, versi seluler dari waralaba game perang legendaris, juga sempat menuai kritik.

Sejumlah pihak menilai kontennya yang penuh adegan peperangan tidak layak untuk dimainkan oleh anak-anak.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun menyoroti game ini karena dianggap kurang memiliki nilai edukatif dan berpotensi mendorong perilaku agresif.

Meski tidak sampai dilarang secara total, COD Mobile beberapa kali masuk daftar game yang diawasi oleh regulator.

Kontroversi yang Tak Pernah Usai

Deretan daftar game yang pernah dilarang di Indonesia menunjukkan bagaimana pemerintah berusaha menyeimbangkan antara kebebasan hiburan dan perlindungan terhadap masyarakat.

Namun, sebagian gamer menilai kebijakan tersebut sering kali tidak disertai solusi edukatif atau pemahaman yang memadai tentang budaya digital.

Perdebatan antara kontrol dan kebebasan bermain tampaknya masih akan terus berlanjut seiring pesatnya perkembangan industri game di Indonesia.