sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Aksi unjuk rasa di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI digelar oleh Partai Buruh bersama aliansi buruh, Minggu (25/8/2024).

Mereka menuntut segera diterbitkannya Peraturan KPU (PKPU) terkait Pilkada.

Sebagai langkah antisipasi, pihak kepolisian menutup akses jalan di sekitar kantor KPU RI.

Jalan Imam Bonjol yang berada tepat di depan kantor KPU RI telah ditutup oleh pihak kepolisian dengan memasang barrier beton.

Arus lalu lintas yang biasanya melintasi kawasan tersebut telah dialihkan, dengan kendaraan dari Jalan HOS Cokroaminoto diarahkan menuju Menteng, dan lalu lintas dari Jalan Pangeran Diponegoro menuju KPU RI dialihkan ke Jalan Teuku Umar.

Hingga pagi ini, massa dari Partai Buruh dan aliansi buruh belum berkumpul di lokasi.

Namun, polisi dan petugas gabungan sudah bersiaga di sekitar kantor KPU RI untuk mengawal jalannya aksi yang direncanakan dimulai pada pukul 10.00 WIB.

Tuntutan Aksi Partai Buruh

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, menyatakan bahwa aksi ini akan diikuti oleh ribuan buruh yang meminta KPU segera menerbitkan PKPU terkait dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No.60/PUU-XXII/2024.

Selain di kantor KPU RI, aksi serupa juga akan digelar secara serentak di kantor KPUD di berbagai provinsi di Indonesia.

“Kami (Partai Buruh) menuntut KPU untuk segera menerbitkan PKPU terkait keputusan MK No.60/PUU-XXII/2024. Aksi ini tidak hanya digelar di KPU RI, tapi juga di kantor KPUD di berbagai daerah,” ujar Said Iqbal.

Untuk mengamankan jalannya aksi unjuk rasa, Polda Metro Jaya telah menyiagakan 1.676 personel gabungan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menyatakan bahwa personel ini disebar di beberapa titik strategis, termasuk kantor KPU RI, gedung DPR/MPR RI, dan kawasan Patung Kuda.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro juga menambahkan bahwa rekayasa lalu lintas di sekitar KPU RI akan dilakukan secara situasional, tergantung pada perkembangan situasi di lapangan.

“Kita lihat nanti jika massa yang cukup banyak dan eskalasi meningkat di sekitar objek vital, maka kami akan melakukan rekayasa lalu lintas sesuai kebutuhan,” tutupnya.