sosmed-whatsapp-green Follow WhatsApp Channel Haijakarta.id
Follow

HAIJAKARTA.ID – Kejadian tak mengenakkan terjadi saat jual beli mobil di Duren Sawit, Jakarta Timur, harus berakhir dengan kericuhan serius akibat masalah transfer uang.

Peristiwa ini melibatkan pembeli dan penjual mobil yang saling lapor ke polisi setelah terjadinya pengeroyokan dan perkelahian terkait transaksi yang gagal.

Mereka sama-sama bersikukuh dengan pendapatnya mengenai kejadian ini.

Kronologi Kejadian Jual Beli Mobil di Duren Sawit

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Armunantho Hutahaean, menjelaskan bahwa kejadian ini terjadi pada Sabtu, 14 September 2024, di Pondok Kelapa, Duren Sawit.

Konflik bermula ketika pemilik mobil, RAW (73), dan anaknya RPSPW, melakukan transaksi jual beli dengan seorang pembeli mobil berinisial APS.

“Pembeli mobil melihat iklan jual beli mobil di media sosial dan menghubungi nomor kontak yang tertera di iklan tersebut,” kata Armunantho, Rabu (18/9/2024).

Pembeli kemudian diarahkan untuk memeriksa mobil dan dokumen terkait di lokasi yang telah ditentukan, Jalan Lembah Pinang Raya Kavling DKI RT 011/RW 009, Kelurahan Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit.

Masalah Transfer Uang

Pembeli, APS, melakukan transfer uang sebesar Rp 140 juta sebagai pembayaran untuk mobil. Namun, pemilik mobil mengklaim bahwa uang tersebut tidak diterima.

Ketika pembeli mencoba membawa mobil pergi, pemilik mobil yang merasa belum menerima uang, berusaha menghentikan tindakan tersebut dengan menuduh pembeli sebagai maling.

Hal ini memicu reaksi dari warga sekitar yang kemudian mengeroyok pembeli.

“Pemilik mobil meneriaki dengan sebutan ‘maling’ yang membuat warga berdatangan dan langsung mengeroyok pembeli mobil,” jelas Armunantho.

Uang yang seharusnya ditransfer ternyata masuk ke rekening seseorang yang mengaku sebagai anak pemilik mobil, bukan ke rekening yang sebenarnya.

Setelah kejadian, baik pemilik mobil maupun pembeli melaporkan kasus ini ke Polres Metro Jakarta Timur.

Pemilik mobil melaporkan kasus perampasan, sementara pembeli melaporkan penipuan dan pengeroyokan yang dialaminya.

“Ini bisa jadi kesalahpahaman akibat kurangnya verifikasi. Pembeli seharusnya memastikan bahwa uang yang ditransfer masuk ke rekening yang benar dan pemilik mobil juga harus memeriksa apakah transferan sudah diterima,” tambah Armunantho.

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya verifikasi dalam transaksi jual beli, terutama dalam urusan transfer uang dan identitas pihak yang terlibat. Kepolisian akan terus menyelidiki kasus ini untuk mencari solusi dan memastikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.