Kronologi Pilkada Di Puncak Jaya Ricuh, Massa Mengamuk Dan Bakar 40 Rumah Warga
HAIJAKARTA.ID – Pilkada di Puncak Jaya ricuh antar pendukung paslonnya masing-masing. Imbas dari kerusuhan tersebut 40 rumah dibakar massa hingga membuat warga menjadi terpaksa mengungsi.
Kerusuhan ini terjadi karena adanya salah satu pasangan calon (paslon) kepala daerah di Kabupaten Puncak Jaya membawa kabur kotak suara Pilkada 2024.
“Ada laporan terkait pendukung salah satu pasangan calon kepala daerah yang membawa kabur kotak suara,” Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, di Jayapura, Rabu (27/11).
Kronologi Pilkada Di Puncak Jaya Ricuh
Benny mengatakan jika Kabupaten Puncak Jaya, merupakan salah satu kabupaten yang melaksanakan pemilu menggunakan sistem noken atau tarik menarik suara.
Logistik pilkada yang ada itu dibawa kabur, itu adalah milik lima kampung dan dua kelurahan di Distrik Mulia.
Logistik pilkada yang dibawa kabur itu milik Kampung Birak Ambut, Wuyukwi, Pepera, Towogi dan Kampung Wuyuneri.
Serta dua kelurahan, yakni Kelurahan Pagaleme dan Wuyukwi.Bahkan para pengunjung yang membawa kabur kotak suara itu mengancam anggota KPU setempat.
Polisi mengungkap penyebab bentrokan antar pendukung paslon Pilkada Puncak Jaya, Papua Tengah, karena kedua kubu saling klaim kemenangan.
“Masalah tarik menarik suara saja,” ujar Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara, Kamis (28/11/2024).
Ketika melakukan aksi tersebut mereka membawa alat perang tradisional, seperti panah dan lainnya.
Akibat dari hal tersebut komisioner KPU Puncak Jaya menjadi ketakutan dan langsung membawa kabur kotak tersebut.
Massa Mengamuk
Akibatnya bentrokan tersebut pecah di Perempatan Kios Jimmy sampai menuju Kompleks Kuburan 7, Puncak Jaya, Rabu (27/11) sekitar pukul 12.40 WIT.
“Masyarakat yang rumahnya terbakar, khususnya ada pegawai itu, sementara ini mengungsi di Polres maupun di Kodim,” ujar Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara, dilansir dari detikSulsel Kamis (28/11/2024).
Massa yang terlibat bentrok itu adalah pendukung paslon nomor urut 1 dan nomor urut 2.
Aksi saling serang tersebut dapat dilerai, namun aksi susulan terjadi kembali sehingga terjadi pembakaran rumah milik warga.
“Jumlah korban sebanyak 94 orang dan rencana akan dirujuk ke RSUD Jayapura sebanyak 14 orang guna dilakukan penanganan lebih lanjut,” ucapnya.