Video Siswa SMAN 6 Denpasar Bercumbu di Kelas, Begini Kondisinya Sekarang

HAIJAKARTA. ID – Video Siswa SMAN 6 Denpasar Bercumbu di Kelas, Ternyata begini Kondisinya Sekarang
Sebuah kabar mengejutkan terjadi pada siswa SMAN 6 Denpasar yang melakukan tindakan tidak senonoh di kelas.
Video SMAN 6 Denpasar bercumbu di kelas ini mendadak diserbu warganet yang ingin mencari kebenaran dari video tersebut.
Video Siswa SMAN 6 Denpasar Bercumbu di Kelas
Diketahui bahwa siswa ini tengah duduk di kelas XII.
Usai videonya tersebut, diduga mereka dikenai sanksi dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali.
Kepala Bidang Pembinaan SMA Disdikpora Bali, Ngurah Pasek Wira Kusuma, menjelaskan pada Rabu (21/2) bahwa sanksi moral diterapkan sebagai bentuk pembinaan.
“Kami menerapkan sanksi moral secara ‘sekala niskala’, yang berarti mereka harus meminta maaf kepada rekan-rekan dan guru, serta menjalani upacara persembahyangan guru piduka,” ujar Ngurah Pasek.
Upacara tersebut bertujuan untuk memulihkan suasana sekolah yang dianggap ternodai. Namun, jadwal pelaksanaannya belum dipastikan karena bertepatan dengan kegiatan Bulan Basa Bali.
Surat Peringatan dan Pemanggilan Orang Tua
Selain sanksi moral, kedua siswa juga menerima surat peringatan pertama.
Pasek menegaskan bahwa surat ini merupakan peringatan awal agar kejadian serupa tidak terulang. “Jika ada pelanggaran berikutnya, kami akan melanjutkan ke peringatan kedua dan ketiga,” jelasnya.
Orang tua dari kedua siswa juga telah dipanggil untuk berdialog dengan pihak sekolah, Disdikpora Bali, dan Anggota DPD RI Arya Wedakarna.
Perekam Video Jadi Sorotan
Menariknya, siswa yang merekam video tersebut justru mendapat pujian karena tindakannya dianggap membuka mata banyak pihak mengenai pentingnya menjaga etika di lingkungan sekolah.
“Orang tua dari pelaku bahkan mendukung penuh langkah perekam video ini. Ia dianggap sebagai pahlawan karena membantu mencegah terulangnya kejadian serupa,” tambah Pasek.
Meski demikian, Disdikpora Bali tetap mengingatkan perekam agar berhati-hati ke depannya untuk menghindari jeratan Undang-Undang ITE. Baik pelaku maupun perekam tetap ditempatkan di kelas yang sama pasca kejadian.
Kronologi Kejadian yang Mengejutkan
Menurut data yang dihimpun, video tersebut direkam pada Januari lalu saat jam istirahat.
Pelaku dan perekam diketahui berteman dekat. Namun, masalah muncul ketika perekam tidak diikutsertakan dalam kelompok saat ulangan umum, yang akhirnya memicu penyebaran video di media sosial.
“Anak-anak ini awalnya hanya ingin menunjukkan rasa sayang mereka, tetapi tindakan seperti itu jelas tidak tepat dilakukan di sekolah,” tutup Ngurah Pasek.